Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Boutique Hotel di Yogyakarta Dalam Menarik Minat Pelanggan (Studi Deskriptif Pada Ameera Boutique Hotel dan Blue Safir Boutique Hotel)
Abstract
Ghea Agatha Jojoba. 11321028. Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Boutique Hotel di Yogyakarta dalam Menarik Minat Pelanggan (Studi Deskriptif Pada Ameera Boutique Hotel dan Blue Safir Boutique Hotel). Skripsi Sarjana. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia. 2017.
Abstrak
Semakin berkembangnya pembangunan hotel di Yogyakarta membuat Ameera Boutique hotel dan Blue Safir Boutique Hotel dituntut untuk lebihbaik lagi. Walaupun dengan konsep tradisional, namun kesan mewah tetap dapat dirasakan dan dinikmati.Ameera Boutique hotel yang mengadakan pertunjukan gamelan setiap bulannya menjadi salah satu alasan peneliti memilih Ameera Boutique Hotel untuk dijadikan objek penelitian. Sedangkan Blue Safir Boutique Hotel karena hotel mempunyai pajangan-pajangan antik yang berusia puluhan tahun yang terletak di Lobby. Kedua hotel memiliki nuansa tradisional yang kental, sehingga dapat menarik minat calon pelanggan atau pelanggan yang akan menginap.Pengembangan strategi pemasaran yang tepat untuk mengantisipasi persaingan dengan hotel butik lainnya, dengan cara menyesuaikan diri dengan perubahan dan tuntutan dari minat pelanggan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Tahapan tersebut melakukan berbagai macam proses analisis data kualitatif dengan menggunakan model analisis data interaktif, dengan tiga hal yang penting yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil temuan, maka dapat disimpulkan bahwa Ameera Boutique Hotel melakukan kegiatan strategi komunikasi pemasaran terpadu seperti adanya potongan harga, kerjasama OTA, penggunaan flyer, telemarketing dan direct mail, presentasi, dan media sosial. Dengan faktor pendukung berupa promosi penjualan, periklanan, pemasaran langsung, penjualan perorangan dan pemasaran interaktif.. Sedangkan Blue Safir Boutique Hotel hanya melakukan pemberianharga promo, kerjasama OTA, penggunaan flyer, direct mail, dan pemasaran interaktif. Dengan faktor pendukung berupa potongan harga, kerjasama OTA, penggunaan flyer, telemarketing dan direct mail, presentasi, dan media sosial. Kedua hotel juga mempunyai faktor penghambat, yaitu Website tidak up to date, tidak adanya kegiatan humas, dan kurangnya feedback dari pelanggan. Kedua hotel menggunakan strategi yang hampir sama, namun tetap memiliki perbedaan, yaitu tidak adanya penjualan perorangan di Blue Safir Boutique Hotel.
Collections
- Communication [942]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Perancangan Boutique Hotel dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi di Prawirotaman Yogyakarta
Aussie Virnadya Wijayanto, 16512109 (Universitas Islam Indonesia, 2020-07-13)Yogyakarta merupakan salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta tentu membutuhkan tempat beristirahat atau menginap salah satunya hotel. Berbagai ... -
Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Hotel Boutique D’omah Bantul Untuk Wisatawan Mancanegara
Ikhlas Al Achmad (Universitas Islam Indonesia, 2015)Ikhlas Al Achmad. 07331003. Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Hotel Boutique D’omah Bantul Untuk Wisatawan Mancanegara. Skripsi Sarjana. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas ... -
Analysis Of Customer Rating Quality At Kangen Boutique Hotel Based On Customer Reviews By Using LDA
MUHAMMAD FAISAL ZAIN (UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, 2022)Customer satisfaction is always the mission of an organization that wants to stay on track to be competitive for a long period of time. The organization innovates their products and keeps developing them to satisfy the ...