Analisis Program Pemberdayaan Rsj Dr. Soeharto Heerdjan Dalam Meningkatkan Proteksi Diri Masyarakat Terhadap Gangguan Mental Di Era Pandemi Covid-19
Abstract
Pandemi Covid-19 mendatangkan dampak besar pada kehidupan manusia, salah satunya
menyerang kesehatan mental manusia yang disebabkan karena masyarakat belum siap
menghadapi perubahan kehidupan akibat pandemi yang datang begitu cepat. Oleh karena itu,
Rumah Sakit Dr. Soeharto Heerdjan melakukan perannya sebagai fasilitas pelayanan kejiwaan
untuk membantu masyarakat menghadapi isu kesehatan mental di era pandemi Covid-19 dalam
program pemberdayaan yang dilakukan oleh instalasi PKRS dan Keswamas. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemberdayaan yang dilaksanakan RSJSH,
peranan komunikasi, dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan mendeskripsikan
atau menggambarkan secara nyata fenomena yang terjadi pada objek penelitian. Pengumpulan
data dilakukan melalui tiga teknik yaitu wawancara dengan narasumber, observasi, dan
dokumentasi. Hasil dari data yang terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan tahapan
pemberdayaan dan komunikasi pemberdayaan dalam bidang kesehatan. Hasil analisis
menemukan bahwa program yang meningkatkan proteksi diri masyarakat terhadap gangguan
mental memang memang termasuk dalam kategori pemberdayaan karena sesuai dengan makna
dari konsper empowerment yaitu to give ability or enable yang berarti meningkatkan kapabilitas
masyarakat melalui impelementasi program pemberdayaan.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Pemberdayaan
dilakukan dengan cara online, offline, dan hybrid. Dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi PKRS dan Keswamas RSJSH berhasil melaksanakan pemberdayaan di tengah
Pandemi Covid-19, komunikasi pemberdayaan dilakukan dengan lima elemen komunikasi dan
menerapkan tiga bentuk komunikasi kesehatan yaitu komunikasi dengan pasien, komunikasi
kesehatan dengan keluarga pasien, dan komunikasi kesehatan untuk masyarakat. Pemberdayaan
ini memiliki faktor pendukung yaitu dukungan dari komunikator pemberdayaan yaitu sumber
daya manusia yang dimiliki RSJSH serta bantuan dari petugas puskesmas dan kader kesehatan,
faktor pendukung lainnya berasal dari saluran media komunikasi yaitu teknologi informasi dan
komunikasi terutama media sosial. Sedangkan faktor penghambat berasal dari tahap persiapan
pemberdayaan dan tahap formulasi rencana aksi pemberdayaan yang kurang melibatkan
masyarakat dalam perencanaan sehingga minimnya partisipasi masyarakat pada awal program
berjalan.
Collections
- Communication [958]