dc.contributor.advisor | Dr. Idul Rishan, S.H., LLM. | |
dc.contributor.author | Muh. Ilham Akbar | |
dc.date.accessioned | 2021-11-22T06:21:16Z | |
dc.date.available | 2021-11-22T06:21:16Z | |
dc.date.issued | 2021-06-07 | |
dc.identifier.uri | https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/34560 | |
dc.description.abstract | Berlakunya Undang-Undang (UU) No. 19 tahun 2019 tentang perubahan UU no.
30 tahun 2002 tentang komisi pemberantasan tindak pidana korupsi membawa
dampak terhadap politik hukum kelembagaan KPK. Berbagai dinamika
kelembagaan kpk pasca berlakunya UU 30 tahun 2002 terjadi. Baik politik hukum
maupun dinamika kelembagaan KPK pasca berlakunya UU No. 19 Tahun 2019
tersebut masing-masing penulis uraikan dalam tiga sub bab. Pertama, kedudukan
kelembagaan KPK; kedua, koordinasi dan supervisi; ketiga, model dan mekanisme
rekrutmen penyidik KPK. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif,
yang meneliti politik hukum kelembagaan KPK pasca berlakunya Undang-Undang
No. 19 Tahun 2019 Tentang perubahan Undang-Undang No. 30 Tahun 2002
Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Hasil dar penelitian ini
diantaranya, pertama, kedudukan kelembagaan KPK mengalami pergeseran dari
lembaga negara independen menjadi lembaga eksekutif; kedua, koordinasi dan
supervise mengalami perubahan koordinasi dilakukan KPK meskipun bukan antar
lembaga penegak hukum. Sedangkan supervise dibatasi hanya pada institusi
penegak hukum. Ketiga, model dan mekanisme rekrutmen penyidik KPK tidak lagi
diperkenankan untuk memiliki penyidik independen. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Politik Hukum | en_US |
dc.subject | Kelembagaan KPK | en_US |
dc.subject | Undang-Undang No. 19 Tahun 2019 | en_US |
dc.title | Politik Hukum Kelembagaan Kpk Pasca Undang-Undang No. 19 Tahun 2019 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi | en_US |
dc.Identifier.NIM | 19912022 | |