Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyati, Puji
dc.contributor.authorBima Noka Prasetia, 13321069
dc.date.accessioned2019-11-20T07:53:44Z
dc.date.available2019-11-20T07:53:44Z
dc.date.issued2019-04-05
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/16593
dc.description.abstractBudaya merupakan salah satu bentuk kepariwisataan yang dapat mendatangkan wisatawan, Provinsi Kalimantan Selatan memiliki berbagai macam budaya turun temurun yang kemudian menjadi sebuah festival, salah satunya adalah Festival Budaya Pasar Terapung. Dalam pemasarannya, Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan tidak dapat melakukannya sendiri sehingga bekerjasama dengan pihak seperti Akademisi, Bisnis, Komunitas, dan Media atau yang dapat disebut juga sebagai konsep ABGCM. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana analisis implementasi konsep ABGCM dalam pemasaran Festival Budaya Pasar Terapung Provinsi Kalimantan Selatan serta hambatan dari implementasi konsep ABGCM. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengamati dan menganalisa implementasi konsep ABGCM dalam pemasaran Festival Budaya Pasar Terapung Provinsi Kalimantan Selatan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian konsep ABGCM dalam Festival Budaya Pasar Terapung sudah terimplementasi melalui kerjasama yang sudah berjalan, adapun kerjasama yang sudah di tempuh yaitu: (1) Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Universitas Islam Kalimantan sebagai konsultan pariwisata dan menganalisis pasar pemasaran pariwisata Kalimantan Selatan, (2) Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Komunitas Pedagang Pasar Terapung sebagai pengisi dan daya tarik utama dari festival, (3) Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Asosiasi Perjalanan Pariwisata Indonesia (ASITA) dan Smart FM sebagai pemasaran utama, memberikan opini positif dan meningkatkan brand awareness wisatawan terhadap Festival Budaya Pasar Terapung. Sedangkan hambatan yang ditemui adalah kurangnya kerjasama yang lebih mendalam dengan ASITA, Komunitas Pedagang Pasar Terapung dan Smart FM dan tidak dilibatkan dalam perancangan pemasaran.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPariwisataen_US
dc.subjectPemasaran Pariwisataen_US
dc.subjectKonsep ABGCMen_US
dc.titleAnalisis Implementasi Konsep ABGCM dalam Pemasaran Festival Budaya Pasar Terapung Provinsi Kalimantan Selatanen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record