PUSAT EDUKASI PENGURANGAN DAMPAK BENCANA Bangunan Multiguna Sebagai Tempat Evakuasi, Edukasi, Dan Rekreasi
Abstract
Yogyakarta, selain terkenal sebagai daerah pendidikan, Yogyakarta merupakan salah
satu destinasi wisata nasional favorit. Disisi lain, Yogyakarta termasuk dalam peringkat 10
besar daerah dengan indeks resiko bencana tinggi. Dihimpit oleh gunung Merapi (salah satu
gunung api teraktif didunia) dibagian utara, dan samudera Hindia dibagian selatan (titik
pertemuan lempeng Eurasia dengan Indo Australia), dibutuhkan mitigasi bencana yang matang
untuk mengurangi dampak bencana, dan arsitektur memegang peran yang sangat penting demi
kesuksesan mitigasinya. Sejarah tsunami pada bagian selatan pulau jawa tercatat terjadi di
Pangandaran (1921, 2006), Kebumen (1904), Purworejo (1957), Bantul (1840), Tulungagung
(1859), Jember (1921) dan Banyuwangi (1818, 1925, 1994). Dengan potensi bahaya tsunami
yang ada, hal ini perlu diantisipasi sedini mungkin.
Site berada pada perbukitan utara pantai Parangtritis, Bantul sebagai tempat evakuasi
alami ketika menghadapi bencana gelombang pasang dan tsunami.. Mitigasi bencana juga
masih dinilai kurang jika dibandingkan area sekitar gunung Merapi (utara) yang sudah mulai
menerapkan area bebas pemukiman pada zona rawan bencana. Bangunan Evakuasi merupakan
Infrastruktur penting untuk pengurangan resiko dampak bencana. Akan tetapi bangunan
evakuasi adalah bangunan yang digunakan secara eventual, karena datangnya bencana
memiliki rentang waktu yang jarang dan sulit diprediksi. Konsep multiguna dapat diterapkan
untuk bangunan evakuasi, agar bangunan tetap dapat beroperasi secara normal ketika tidak
terjadi event bencana, tidak terbengkalai. Fungsi edukatif dapat menjadi pilihan karena edukasi
kebencanaan juga merupakan faktor penting dalam upaya menghadapi bencana.
Tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam mitigasi bencana. Fokus
bencana mancakup gempa bumi, dan tsunami. Dengan fungsi utama tempat edukasi
kebencanaan, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kewaspadaan, serta kesiapan
masyarakat menghadapai bencana. Penyampaian konten edukasi yang rekreatif dengan
menghadirkan ruang – ruang simulasi, ruang pamer model, dan lainnya dapat membantu
pengunjung dalam proses penangkapan materi. Dengan mengusung konsep multiguna terhadap
fungsi evakuasi, sirkulasi adalah hal penting yang dipertimbangkan mengingat korban bencana
tidak seluruhnya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kebutuhan akan ruang yang besar
juga diperlukan untuk menghindari keadaan penuh sesak (pengap) ketika ruangan dijadikan
sebagai tempat mengungsi.
Collections
- Architecture [3648]