Show simple item record

dc.contributor.advisorDra. Siti Nursyamsiah, M.M.
dc.contributor.authorReynaldi Hendras Pradipta, 13311628
dc.date.accessioned2018-02-19T16:16:14Z
dc.date.available2018-02-19T16:16:14Z
dc.date.issued2018-02-15
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/5622
dc.description.abstractDi pasar negara berkembang, kemitraan dalam rantai pasokan dapat menciptakan suatu hubungan kerja dan mengembangkan strategi untuk membuat produk baru, teknologi, desain kemasan, model bisnis, serta proses manufaktur yang lebih baik. Kolaborasi antara unit usaha dan pemasoknya memberikan kontribusi gagasan dan pengetahuan, serta teori pembelajaran organisasi terhadap pendukung pengembangan produk. Kami meneliti bagaimana kesamaan pengetahuan dan kesusuaian tujuan berpengaruh terhadap pendukung pengembangan produk. Karena terdapat lingkungan kelembagaan unik di pasar negara berkembang, kami mempelajari bagaimana pengaruh intervensi pemerintah dan budaya etik guanxi (diterapkan melalui paguyuban dan patembayan) memoderasi hasil kolaborasi yang ada. Data diambil dari 61 UKM yang tergabung dalam paguyuban atau patembayan di D.I. Yogyakarta. Dimana kesamaan pegetahuan tidak berpengaruh terhadap pendukung pengembangan produk, sementara kesesuaian tujuan memberikan pengaruh postif. Pembelajaran bersama memediasi dua faktor diatas guna mengetahui lebih jauh bagaimana proses yang ada. Adapun intervensi pemerintah melemahkan efek positif dari pembelajaran bersama, dan budaya etik guanxi tidak memberikan pengaruh yang berarti. Penelitian ini memberikan implikasi teoritis dan manajerial yang baru terhadap kolaborasi rantai pasokan di pasar negara berkembang, terlebih Indonesia. In emerging markets, partnerships in the supply chain can create a working relationship and build strategies for new product, technology, packaging design, business models, and manufacturing processes. Collaboration between enterprises and its suppliers contributes fresh ideas and knowledge, as well as. We research the influence of commonality knowledge and goal compatibility to product co-development. Because there is a unique institutional environment in emerging markets, we study how government intervention and the ethical culture of guanxi (are applied through paguyuban and patembayan) moderate the results of existing collaborations. Data were taken from 61 SMEs who are incorporated in paguyuban and patembayan in D.I.Yogyakarta. The government intervention weaken the positive impact of mutual learning, and the ethical culture of guanxi has no significant effect. This research provides new theoretical and managerial implications for supply chain collaboration in emerging markets, especially Indonesia.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.subjectKolaborasi unit usaha – pemasoken_US
dc.subjectguanxien_US
dc.subjectUKMen_US
dc.subjectpendukung pengembangan produken_US
dc.subjectEnterprise - supplier collaborationen_US
dc.subjectSMEsen_US
dc.subjectco-development producten_US
dc.titlePENGARUH KOLABORASI UNIT USAHA – PEMASOK MELALUI PEMBELAJARAN BERSAMA YANG DIMODERASI OLEH INTERVENSI PEMERINTAH SERTA BUDAYA ETIK GUANXI DITERAPKAN PADA PAGUYUBAN ATAU PATEMBAYAN TERHADAP PENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK (STUDI EMPIRIS PADA UKM DI D.I.YOGYAKARTA)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record