dc.description.abstract | Purwokerto adalah ibukota dari Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kondisi kemacetan terjadi pada Jalan Jenderal Soedirman dan Jalan Gerilya.
Sehingga Pemerintah Kabupaten Banyumas membuat Jalan Hubung (Jalan
Jenderal Soedirman dengan Jalan Gerilya) untuk mengatasi kepadatan lalu lintas
dan untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas di kedua jalan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian dilakukan untuk mengetahui kinerja
lalu lintas tanpa adanya Jalan Hubung (Jalan Jenderal Soedirman dengan Jalan
Gerilya) dan kinerja lalu lintas dengan adanya Jalan Hubung (Jalan Jenderal
Soedirman dengan Jalan Gerilya) berdasarkan Analisa MKJI 1997 dengan
pendekatan manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) dan analisis multi kriteria
untuk mengetahui skenaria MRLL terbaik.
Kinerja Jalan Hubung dengan skenario manajemen rekayasa lalu lintas
(MRLL) pertama terdapat pembebanan di Jalan Hubung sebesar 501 smp/jam, )
ruas Jalan Jenderal Soedirman (Segmen Simpang Masjid – Simpang Girisuman)
memiliki tingkat pelayanan 0,43. Jalan Gerilya arah Tanjung memiliki tingkat
pelayanan 0,12, Jalan Gerilya arah Karang Pucung memiliki tingkat pelayanan
0,38. Kinerja Jalan Hubung dengan skenario manajemen rekayasa lalu lintas
(MRLL) kedua terdapat pembebanan di Jalan Hubung sebesar 386 smp/jam, ruas
Jalan Jenderal Soedirman (Segmen Simpang Masjid – Simpang Girisuman)
memiliki tingkat pelayanan 0,25. Jalan Gerilya arah Tanjung memiliki tingkat
pelayanan 0,28, Jalan Gerilya arah Karang Pucung memiliki tingkat pelayanan
0,45. Kinerja Jalan Hubung dengan skenario manajemen rekayasa lalu lintas
(MRLL) ketiga terdapat pembebanan di Jalan Hubung sebesar 887 smp/jam, ruas
Jalan Jenderal Soedirman (Segmen Simpang Masjid – Simpang Girisuman)
memiliki tingkat pelayanan 0,38. Jalan Gerilya arah Tanjung memiliki tingkat
pelayanan 0,33, Jalan Gerilya arah Karang Pucung memiliki tingkat pelayanan
0,21. Dari hasil penelitian kemudian dikaji pemilihan alternatif manajemen
rekayasa lalu lintas terbaik metode pemilihan menggunakan Analisis Multi
Kriteria. Dengan membandingkan kinerja Kondisi Eksisting tanpa adanya Jalan
Hubung (Jalan Jenderal Soedirman dengan Jalan Gerilya) nilai bobot kinerja total
499, MRLL pertama penerapan SSA dari Jalan Jendral Sudirman menuju Jalan
Gerilya nilai bobot kinerja total 501, MRLL kedua SSA dari Jalan Gerilya menuju
Jalan Jendral Sudirman nilai bobot kinerja total 513, MRLL ketiga SDA dari Jalan
Gerilya – Jalan Jendral Sudirman nilai bobot kinerja total 518. Sehingga dapat
disimpulkan dengan MRLL ketiga memiliki bobot nilai tertinggi dan dapat dipilih
sebagai alternatif MRLL dari Jalan Hubung (Jalan Jenderal Soedirman dengan
Jalan Gerilya). | en_US |