Analisis Resepsi Suku Non Bugis Terhadap Tradisi Uang Panai’ Dalam Film Uang Panai’ Maha(R)L
Abstract
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman dari setiap
daerahnya, salah satunya adalah keberagaman budayanya. Provinsi Sulawesi Selatan
memiliki empat suku yang salah satunya adalah suku Bugis. Seiring berkembangnya
zaman, tidak mengurangi keinginan orang-orang dengan suku Bugis untuk tetap
melakukan tradisi dari budaya suku Bugis secara turun temurun, tradisi tersebut adalah
tradisi uang panai’. Tradisi uang panai’ ini adalah sebuah syarat yang harus dipenuhi
oleh calon mempelai pria terhadap calon mempelai wanita ketika hendak akan
menikah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji resepsi dari audiens yang
bermukim di Kota Makassar dengan suku Non-Bugis dalam memaknai tradisi uang
panai’ dalam film Uang Panai’ Maha(r)l. Metode dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan
teknik Purposive Sampling dimana narasumber yang dijadikan objek penelitian
merupakan lima orang dengan kriteria sudah menonton film Uang Panai’ Maha(r)l
dengan suku non-Bugis dan menetap di kota Makassar. Dalam melakukan analisis
terhadap lima narasumber, penelitian ini menggunakan teori Analisis Resepsi oleh
Stuart Hall, memahami audiens sebagai penonton, dan film sebagai media komunikasi
massa. Dari hasil analisis tersebut, ditemukan tiga dari narasumber berada di Posisi
Negosiasi, satu narasumber berada di Posisi Hegemoni Dominan, dan satu narasumber
berada di Posisi Oposisi. Peneliti menemukan faktor yang akhirnya membuat kelima
narasumber berada di posisi yang berbeda-beda dalam mengolah pesan dari media film
terkait dengan tradisi uang panai’ seperti faktor pengalaman dari lingkungan
pertemanan dan juga dari lingkungan keluarga.
Collections
- Communication [949]