Evaluasi Kinerja Dan Penyusunan Aknop Bangunan Embung Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstract
Dalam rangka percepatan program pemerintah dalam mencapai swasembada
pangan sebagai Rencana Strategis Pemerintah 2019 – 2024, pemerintah telah
berusaha mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut, salah
satunya membangun 65 waduk/bendungan, membangun embung serta membangun
jaringan irigasi untuk 1 juta hektar lahan. Maka dari itu, Dinas Pekerjaan Umum
dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini telah
membangun beberapa buah embung yang tersebar di 5 (lima) wilayah administratif
Kabupaten/ Kota. Khusus untuk embung yang dikelola oleh Pemerintah Daerah
DIY, sampai dengan awal tahun 2019, jumlah embung yang dibangun Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 24 buah embung.
Sebanyak 24 buah embung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
telah beroperasi, kesemuanya memiliki umur layanan yang sangat beragam, yaitu
yang beroperasi sejak tahun 2009 hingga yang terbaru dibangun pada tahun 2015.
Dari embung yang ada, beberapa diantaranya masih berfungsi dengan baik, namun
banyak pula yang telah mengalami penurunan fungsi yang disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain: a) adanya komponen embung yang rusak dan b)
kegiatan operasional dan pemeliharaan yang tidak dilakukan dengan benar. Pada
penelitian ini akan membahas masalah-masalah yang terdapat pada ke 24 buah
embung tersebut, tingkat kerusakan dan fungsi, serta kegiatan operasi dan
pemeliharaan yang perlu dilakukan. Untuk tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu
untuk mengetahui kondisi serta kinerja dan menghitung angka kebutuhan operasi
dan pemeliharaan bangunan-bangunan embung yang ada di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan metode analisis deskriktif dengan melakukan
observasi langsung ke bangunan embung yang ada.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara kinerja fisik 29,17 %
Embung dalam kondisi Baik, 58,33 % Embung dalam kondisi Rusak Ringan, 12,50
% Embung dalam kondisi Rusak Sedang, dan 0,00 % Embung dalam Kondisi Rusak Berat. Sedangkan secara kinerja manfaat 25,00 % Embung dalam kondisi
Baik Sekali, 58,33 % Embung dalam kondisi Baik, 16,67 % Embung dalam Kondisi
Cukup, dan 0,00 % Embung dalam Kondisi Kurang, sehingga rekomendasi
penanganan secara keseluruhan 29,17 % Embung memerlukan Pemeliharaan Rutin,
58,33 % Embung memerlukan Pemeliharaan Pemeliharaan berkala yang bersifat
perawatan, dan 12,50 % Embung memerlukan Pemeliharaan Pemeliharaan berkala
yang bersifat perbaikan. Sedangkan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemelihataan (AKNOP) untuk 24 bangunan embung di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Adalah Rp2,370,060,000.00 Untuk Kegiatan Operasional 24 Embung,
Rp3,017,814,852.11 Untuk Kegiatan Pemeliharaan Rutin 24 Embung,
Rp3,673,749,615.52 Untuk Kegiatan Pemeliharaan Berkala 24 Embung, dan
Rp10,086,709,864.92 Untuk Kegiatan Pemeliharaan Khusus 14 Embung.
Collections
- Master of Management [406]