Show simple item record

dc.contributor.authorNANDA PRAYOGA
dc.date.accessioned2022-12-05T07:38:59Z
dc.date.available2022-12-05T07:38:59Z
dc.date.issued2022-07-29
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/40822
dc.description.abstractDalam rangka percepatan program pemerintah dalam mencapai swasembada pangan sebagai Rencana Strategis Pemerintah 2019 – 2024, pemerintah telah berusaha mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut, salah satunya membangun 65 waduk/bendungan, membangun embung serta membangun jaringan irigasi untuk 1 juta hektar lahan. Maka dari itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini telah membangun beberapa buah embung yang tersebar di 5 (lima) wilayah administratif Kabupaten/ Kota. Khusus untuk embung yang dikelola oleh Pemerintah Daerah DIY, sampai dengan awal tahun 2019, jumlah embung yang dibangun Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 24 buah embung. Sebanyak 24 buah embung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah beroperasi, kesemuanya memiliki umur layanan yang sangat beragam, yaitu yang beroperasi sejak tahun 2009 hingga yang terbaru dibangun pada tahun 2015. Dari embung yang ada, beberapa diantaranya masih berfungsi dengan baik, namun banyak pula yang telah mengalami penurunan fungsi yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a) adanya komponen embung yang rusak dan b) kegiatan operasional dan pemeliharaan yang tidak dilakukan dengan benar. Pada penelitian ini akan membahas masalah-masalah yang terdapat pada ke 24 buah embung tersebut, tingkat kerusakan dan fungsi, serta kegiatan operasi dan pemeliharaan yang perlu dilakukan. Untuk tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu untuk mengetahui kondisi serta kinerja dan menghitung angka kebutuhan operasi dan pemeliharaan bangunan-bangunan embung yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan metode analisis deskriktif dengan melakukan observasi langsung ke bangunan embung yang ada. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara kinerja fisik 29,17 % Embung dalam kondisi Baik, 58,33 % Embung dalam kondisi Rusak Ringan, 12,50 % Embung dalam kondisi Rusak Sedang, dan 0,00 % Embung dalam Kondisi Rusak Berat. Sedangkan secara kinerja manfaat 25,00 % Embung dalam kondisi Baik Sekali, 58,33 % Embung dalam kondisi Baik, 16,67 % Embung dalam Kondisi Cukup, dan 0,00 % Embung dalam Kondisi Kurang, sehingga rekomendasi penanganan secara keseluruhan 29,17 % Embung memerlukan Pemeliharaan Rutin, 58,33 % Embung memerlukan Pemeliharaan Pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan, dan 12,50 % Embung memerlukan Pemeliharaan Pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan. Sedangkan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemelihataan (AKNOP) untuk 24 bangunan embung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Adalah Rp2,370,060,000.00 Untuk Kegiatan Operasional 24 Embung, Rp3,017,814,852.11 Untuk Kegiatan Pemeliharaan Rutin 24 Embung, Rp3,673,749,615.52 Untuk Kegiatan Pemeliharaan Berkala 24 Embung, dan Rp10,086,709,864.92 Untuk Kegiatan Pemeliharaan Khusus 14 Embung.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAen_US
dc.subjectEmbungen_US
dc.subjectDaerah Istimewa Yogyakartaen_US
dc.subjectOperasien_US
dc.subjectPemeliharaanen_US
dc.titleEvaluasi Kinerja Dan Penyusunan Aknop Bangunan Embung Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakartaen_US
dc.Identifier.NIM19914025


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record