Politik Representasi Kemiskinan Dalam Tayangan Reality Show Bedah Rumah Untuk Indonesia Gtv
Abstract
Para pemilik insan televisi mempunyai kendali penuh atas perancangan sebuah
program acara televisi yang akan dihadirkan kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk
memainkan perannya dalam mempengaruhi budaya tertentu, dengan menampilkan sebuah cara
dalam memandang realita. Hari ini kemiskinan bukan hanya sekedar permasalahan sosial akan
tetapi menjadi komoditas yang dianggap “seksi”. Tayangan Bedah rumah untuk Indonesia
merupakan hasil sebuah konsep representasi kemiskinan bekerja. Penelitian ini didasari atas
teori Representasi Stuart Hall. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus,
penelitian yang berjenis eksplanatif yang berpijak pada paradigma kritis. Dengan
menggunakan analisis Semiotika Roland Barthers yang membaginya kedalam 3 tahap yakni
denotasi, konotasi sehingga menghasilkan mitos. Analisis tersebut digunakan untuk
mengungkap dominasi sebuah tanda yang dihadirkan oleh Program tayangan Bedah rumah
untuk Indonesia GTV. Data primer didapatkan melalui akses saluran YouTube milik Bedah
rumah untuk Indonesia GTV, dan data sekunder berupa pustaka dengan cara mempelajari dan
mengkaji referensi dan literatur yang relevan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya
representasi kemiskinan dan konstruksi kemiskinan yang dijadikan komoditas oleh Tayangan
bedah rumah Untuk Indonesia GTV. Dengan cara menampilkan kondisi kemiskinan yang
begitu menyedihkan secara berlebihan demi menguras rasa iba penonton, serta dirancang
sedemikian rupa supaya terlihat natural. Yang mengindikasikan adanya komodifikasi
konten/isi, yang bertujuan menggaet penonton luas. Disisi lain rasa penasaran dan antusias
penonton yang membuat tayangan ini menduduki rating tinggi, menunjukkan adanya
komodifikasi audiens, karena tanpa disadari sebenarnya khalayak sedang dipekerjakan dan
diperjualbelikan demi kepentingan ekonomi pemilik media.
Collections
- Communication [944]