Pemaknaan Fashion Thrift Sebagai Komunikasi
Abstract
Fashion dan pakaian digunakan sebagai penyampaian pesan non verbal tentang diri
seseorang kepada orang lain. Maraknya Thrifting yang terjadi saat ini membuat beberapa
penyuka fashion mulai beralih dan mengulik lebih dalam tentang fashion Thrift. Bagi orang
awam, Thrift hanyalah sekedar barang-barang bekas yang dipandang sebelah mata, namun
beberapa individu memiliki pandangan berbeda terhadap Thrift terutama dalam fashion dan
menilai bahwa Thrift bukan hanya sekedar barang bekas. Hal itu juga membuat bagaimana
penyuka fashion Thrift mengkomunikasikan diri mereka ketika mengenakan fashion Thrift.
Berbagai macam anggapan tentang Thrift menarik perhatian peneliti untuk mengulik lebih
dalam pemaknaan fashion sebagai komunikasi dalam fashion Thrift. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik purposive sampling dimana peneliti melakukan wawancara dengan para
informan yang mengenal dan mengenakan fashion Thrift. Peneliti melakukan observasi dan
wawancara dengan para informan secara online. Dari hasil penelitian ini, menjawab rumusan
masalah, peneliti menemukan bukti bagaimana pemaknaan fashion sebagai komunikasi pada
fashion Thrift dengan lima konsep fashion studies: (1) Emblems of the soul, dengan
menunjukkan identitas ketika mengenakan fashion Thrift. (2) The language of fashion, fashion
adalah suatu hal yang penting dan bisa membawa dampak positif terhadap orang lain. (3) Use
value, bukan hanya sekedar mengenakan, namun juga memaknai setiap pakaian Thrift yang
dikenakan. (4) Fashion and clothing are form of non-verbal communication in that they do not
use spoken or written, fashion dan pakaian termasuk komunikasi non verbal, mengenakan
fashion Thrift untuk tampil berbeda dari orang lain. (5) A culture of spectacle, adanya rasa
kepuasan tersendiri karena munculnya fashion statement dilingkungan Thrift.
Collections
- Communication [943]