Analisis Framing Pemberitaan Isu Bencana Merapi Tahun 2010 Pada “Berita Yogya” Di TVRI Yogyakarta
Abstract
Dwi Nurrahmi Kusumastuti 07331025. Analisis Framing Pemberitaan Isu
Bencana Merapi Tahun 2010 Pada “Berita Yogya” Di TVRI Yogyakarta
Skripsi Sarjana. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi dan
Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia. 2011.
Erupsi Gunung Merapi pada akhir Oktober dan awal November 2010 lalu,
menyebabkan dampak sosial ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat yang ada
di sekitarnya. Di dalam masyarakat, peran media massa sangat penting dan
strategis. Hal yang tidak kalah pentingnya ialah televisi lokal yang juga memiliki
posisi penting karena berada di daerah bencana yaitu di Yogyakarta termasuk
TVRI Yogyakarta. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui bagaimana TVRI
Yogyakarta membingkai dan mengkonstruksi berita Merapi khususnya dalam
tema bantuan bagi korban bencana Merapi.
Penelitian ini didasarkan pada paradigma konstruktivistik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis framing, model Zhongdang
Pan dan Gerald M. Kosicki. Peneliti mengambil program acara berita di TVRI
Yogyakarta yaitu program berita “Berita Yogya”, periode tanggal 26 Oktober
hingga 12 November 2010. Program “Berita Yogya” ini di latar belakangi oleh
peristiwa atau kejadian-kejadian aktual di Propinsi DIY dan sekitarnya yang
terjadi setiap hari, serta perlu diinformasikan secara cepat, tepat dan akurat
sehingga publik dapat menerima akses berita yang terjadi di daerahnya.
Temuan penelitian ini adalah TVRI Yogyakarta cenderung membedakan
penyebutan subyek dalam lead berita. Hal ini akan menjadi lebih dominan dimana
unsur who lebih banyak menyebutkan pemerintah atau parpol, dibandingkan hal
lainnya. Kecenderungan mengangkat tema utama terkait bantuan dan kepedulian
dari berbagai pihak, terutama pemerintah dan parpol. Penekanan terhadap
pentingnya subyek pemberi bantuan, yang justru cenderung didominasi berita
tentang solidaritas pemerintah dan partai politik. Hal ini menunjukkan ideologi
TVRI Yogyakarta yang masih menganggap bahwa orang yang memiliki
kekuasaan berhak untuk disorot dibandingkan memberitakan kepentingan publik.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TVRI Yogyakarta dalam
membingkai dan mengkonstruksi berita bantuan bencana Merapi masih belum
menjalankan perannya sebagai televisi publik. TVRI Yogyakarta belum bisa
menjadi mediator antara pemerintah, pemberi bantuan, penyalur bantuan,
pengungsi. Peran TVRI Yogyakarta dalam kontrol distribusi bantuan masih terlalu
fokus pada pemberitaan ritual bantuan bencana yang didominasi oleh lembaga
pemerintahan, partai politik, lembaga. Hal ini justru memperlihatkan bahwa TVRI
Yogyakarta masih terbawa oleh tugasnya sebagai televisi pemerintah yakni,
berperan sentral dalam proses komunikasi politik pemerintah.
Kata kunci : Bencana Merapi, Berita Yogya, TVRI Yogyakarta
Collections
- Communication [943]