dc.description.abstract | Latar belakang penelitian ini adalah masih banyak orang yang awam mendengar istilah bullying. Bahkan, setelah mengetahui hakikat bullying, mereka justru menganggap bullying sebagai wacana yang berlebihan. Kebanyakan orang menganggap bahwa perilaku perundungan adalah hal biasa dan alamiah dalam kehidupan sosial anak. Ada yang beranggapan perundungan bisa menjadi ujian mental agar anak tumbuh menjadi sosok yang tegar, tapi disisi lain banyak yang menyatakan bahwa tak jarang korban perundungan yang stress, depresi, takut, pemalu, menjadi pendiam, bahkan tidak sedikit pula yang bunuh diri, dll. Dengan ini, maka peran guru sangatlah dipertanyakan, terlebih dalam meningkatkan kepercayaan siswa yang menjadi korban ataupun pelaku dalam bullying.
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu landasan teori dijadikan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. Untuk mendapatkan datanya, penelitian ini menggunakan cara: observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Teknik analisis yang dilakukan meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan: peran guru terbagi menjadi tiga yaitu: peran guru sebagai pribadi kunci, sebagai pembimbing, dan sebagai pendidik. Selain itu, penulis juga menambahkan dari hasil temuan penelitian dilapangan, yaitu peran guru sebagai mediator, evaluator, maupun pengelolaan kelas. Hasil dari peran guru dalam menumbuhkan kepercayaan diri berupa: anak merasa kembali semangat belajar setelah adanya pengarahan dari guru. Kemudian anak yang dulunya penakut karena setelah dibully oleh temannya kemudian dimotivasi dan didekati terus oleh gurunya maka perlahan ia menjadi ceria seperti sebelumnya dan tidak merasa minder dengan yang lainnya. | en_US |