Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc,.
dc.contributor.authorAulia Ariestiarini Feridianti, 14512103
dc.date.accessioned2019-02-18T03:58:35Z
dc.date.available2019-02-18T03:58:35Z
dc.date.issued2019-02-08
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13660
dc.description.abstractDampak dari pertumbuhan ekonomi perkotaan dapat mendorong perubahan sektor industri dan perdagangan yang berfokus pada pembangunan infrastruktur kota, fasilitas sosial dan fasilitas umum (Pu Hao, Richard Sliuzas & Geertan, 2010). Menurut Hayati Sari Hasibuan (2004) pertumbuhan penduduk dan perekonomian kota menjadi salah satu penyebab bertambahnya volume perjalanan orang dan barang (Hayati Sari Hasibuan, Tresna P Soemardi, Raldi Koestoer, & Moersidik., 2014). Hal tersebut dapat memicu bertambahnya kegiatan masyarakat di kota yang disebabkan karena adanya peningkatan jumlah penduduk dan tuntutan akan kebutuhan hidup yang tidak sebanding dengan ruang yang tersedia. Dan keterbatasan lahan menjadi masalah dikarenakan sudah tidak adanya lahan kosong yang berada di suatu lokasi yang sudah padat bangunan. TOD merupakan cara untuk penyelesaian permasalahan terkait dengan sebuah kawasan campuran yang berjarak 2.000 kaki dari terminal transit dan area komersial (retail, resident, ruang terbuka, dll), maka harus kaya akan pilihan aktivitasnya (rich mix of choices), place making dan lingkungan yang kompak (Peter Calthorpe, The Next American Metropolis: 1993). Pemilihan pendekaran Transit Oriented Development baik yang digunakan dalam bangunan mixed use building. Namun pemilihan TOD ini merujuk kepada lahan yang terbatas yang dilengkapi dengan fungsi-fungsi publik yang berfokus kepada pembangunan kawasan yang multi fungsi. Sehingga dengan adanya fasilitas yang terpusat ini dapat menjadikan pengintegrasian berbagai fungsi yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki, transportasi umum lebih di kedepankan dan lebih menghabiskan kegiatan di dalam satu titik. Mixed Use Building merupakan cara mengatasi masyarakat yang mengalami penuntutan dari segi kebutuhan hidup. Sehingga dengan permasalahan ini para pengguna yang dalam keadaan ekonomi yang rendah ini dapat menggunakan fasilitas mixed use building dengan mudah. Dan fasilitas transportasi umum dapat mendorong untuk lebih mendorong pertumbuhan yang lebih kompak dari segi peminimalisir penggunaan kendaraan pribadi dan dapat meningkatkan perekonomian dengan lebih menggunakan transportasi umum. Untuk konsep Mixed Use Building ini membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung untuk dapat menghubungkan fungsi-fungsi yang berbeda-beda. Penelitian dan perancangan kali ini dilakukan di Kawasan Lempuyangan, Kelurahan Bausasran, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta. Membahas tentang model mixed-use building dengan pendekatan TOD yang terdiri dari retail komersial, hunian yang dilengkapi dengan penataan sirkulasi manusia maupun kendaraan untuk mengatasi sirkulasi yang crowd dan backlog yang dilengkapi dengan ruang bersosialisaisi di Kawasan Lempuyangan guna mengurangi dampak negatif dari gentrifikasi dengan menggunakan metode TRIZen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPertambahan Penduduken_US
dc.subjectTransit Oriented Developmenten_US
dc.subjectMixed Useen_US
dc.titlePENGEMBANGAN BANGUNAN FUNGSI CAMPURAN di KAWASAN LEMPUYANGAN dengan PENDEKATAN TOD (Transit Oriented Development) (REDEVELOPMENT MIXED USE BUILDING IN LEMPUYANGAN AREA WITH TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT APPROACH)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record