Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T, M.T, IPM, IAI.
dc.contributor.authorHENDY DARU WIRA, 11512274
dc.date.accessioned2018-12-07T08:10:25Z
dc.date.available2018-12-07T08:10:25Z
dc.date.issued2018-10-26
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12003
dc.description.abstractCo-working space secara umum menyediakan ruang yang dapat digunakan secara bersama-sama yang cukup untuk mengakomodasi kegiatan pelaku perkantoran yang khususnya bersifat startup business maupun komunitas. Rancangan bangunan Co-working space di Kawasan Keparakan merupakan tanggapan dari Dinas komunikasi dan informatika DIY (Diskominfo) sebagai wadah bagi para difabel dalam menghadapi era digital. Sehingga solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan difabel dan non-difabel yang ada didalam bangunan Co-working space, maka perlu adanya bangunan dengan desain inklusif. Konsep ini diperuntukan untuk kaum difabel agar mereka didalam bangunan bisa mengakses secara normal selayaknya kaum non-difabel. Permasalahan desain yang muncul adalah bagaimana penerapan konsep tersebut dalam arsitektur, baik pada program ruang, interior, fasad, hingga ruang luar. Untuk dapat mewujudkan konsep tersebut digunakan 4 metode yaitu: pertama dengan konsep Inklusif desain itu sendiri yang mempengaruhi pergerakan difabel didalam bangunan penerapaanya dengan cara mengikuti standar-standar pergerakan difabel yang ada dan dimodifikasi sesuai penggunaannya. Kedua Exchanging Experience, dengan metode ini akan membuat penggunanya lebih peka dalam mengeksplorasi indra seperti penggunaan material cermin pada plafon yang menjadikannya ilusi optik terkait indera penglihatan. Ketiga Konsentrasi dan privasi, metode ini menggunakan material Anechoic Chamber/Sebuah ruang tanpa gema, ruangan ini dirancang kedap suara berfungsi untuk dapat meningkatkan konsentrasi dan privasi penggunanya, baik yang secara individu maupun berkelompok agar bisa lebih intens dalam melakukan pekerjaanya. Keempat ruang kreatif untuk menciptakan ruang kreatif itu sendiri memerlukan unsur-unsur dalam ruang dan juga elemen pembentuk ruang sebagai dasar perencanaan, untuk dapat menciptakan ruang kreatif memerlukan elemen-elemen seperti: bentuk, tekstur, warna proporsi, bentuk dan wujud, maka dari itu penerapannya didalam bangunan menggunankan material yang berbeda-beda dalam satu ruang agar lebih menarik.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectCo-working spaceen_US
dc.subjectInklusif Desainen_US
dc.subjectExchanging Experienceen_US
dc.subjectRuang Kreatifen_US
dc.titleCOWORKING SPACE DI KEPARAKAN, YOGYAKARTA Dengan Pendekatan Inklusif Desainen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record