Show simple item record

dc.contributor.advisorAli Minanto, S.Sos., MA
dc.contributor.authorBudi Pranoto, 14321080
dc.date.accessioned2018-08-28T13:43:57Z
dc.date.available2018-08-28T13:43:57Z
dc.date.issued2018-07-23
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/10043
dc.description.abstractSiak Sri Indrapura memiliki salah satu wilayah yang telah menjadi ikon wisata serta pernah menjadi pusat perekenomian bagi masyarakat sekitar, wilayah tersebut bernama China Town (Kampung Pecinan). Secara eksplisit wilayah Kampung Pecinan menjadi representasi keberagaman masyarakat, di mana wilayah tersebut telah berdiri dengan kokoh tiga bangunan tempat beribadah yakni Masjid, Gereja, dan Kelenteng. Kampung Pecinan berada di dalam wilayah Kelurahan Kampung Dalam yang memiliki komposisi masyarakat setidaknya dari lima etnis yakni Melayu, Tionghoa, Batak, Minangkabau, dan Jawa. Hal yang menarik untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi yang terjalin selama ini dan menelusuri bagaimana praktik multikulturalisme yang terjalin diantara masyarakat Kampung Pecinan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori Komunikasi Antarbudaya, Teori Pluralisme Agama, dan Teori Kewarganegaraan Multikulturalisme. Melalui teori tersebut, peneliti melakukan analisis untuk mengetahui praktik multikulturalisme yang terjalin dan diperkuat dengan menggunakan paradigma kritis dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara serta observasi yang dilakukan kepada masyarakat Kampung Pecinan. Penelitian ini menemukan bahwa kondisi keberagaman dan keberagamaan masyarakat di Kampung Pecinan masih sebatas bangunan secara fisik, di mana proses komunikasi yang terjalin masih belum seutuhnya menjadi manifestasi dari sebuah wilayah yang heterogen. Di sisi lain, kondisi masyarakat yang hidup dalam satu wilayah bernama Kampung Pecinan ini diikat oleh beberapa kepentingan seperti kepentingan ekonomi dan wisata sehingga praktik multikulturalisme yang terjalin masih sebatas kesatuan pragmatis dan masih memiliki pelbagai permasalahan mendasar yang suatu saat dapat menjadi konflik jika tidak dilakukan upaya perbaikan, baik dari masyarakat maupun pemerintah setempat.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectMultikulturalismeen_US
dc.subjectKampung Pecinanen_US
dc.subjectKesatuan Pragmatisen_US
dc.subjectSiak Sri Indrapuraen_US
dc.titleMerayakan Multikulturalisme Semu (Praktik Multikulturalisme di Kampung Pecinan Kelurahan Kampung Dalam, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record