KAMPUNG VERTIKAL DI NGAMPILAN BANTARAN KALI WINONGO, YOGYAKARTA Dengan Sistem Pengolahan Sampah Mandiri Menggunakan Pendekatan Arsitektur Adaptif Lingkungan
Abstract
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan peningkatan arus urbanisasi di Kota Yogyakarta menjadi faktor utama berkurangnya ketersediaan lahan untuk permukiman. Hal ini yang menyebabkan banyaknya komplek permukiman pinggir kota yang memiliki kepadatan tinggi seperti Kampung Ngampilan yang berada di bantaran Kali Winongo, Yogyakarta. Permukiman pinggir kota atau kampung ini identik dengan kesan kumuh dan kurang tertata, karena tingkat kepadatannya dan masalah pembuangan sampah di dalam area kampung yang kurang memadai. Terlebih di area permukiman bantaran Kali Winongo, masih banyak masyarakat yang membuang sampah langsung ke sungai. Tujuan dari Proyek Akhir Sarjana ini yaitu merancang hunian vertikal sederhana atau rumah susun yang memiliki sistem pengelolaan sampah mandiri sebagai respon terhadap kekurangan lahan sekaligus mengurangi permasalahan sampah kampung. Penataan hunian vertikal dinilai cukup efisien karena dapat menampung banyak penghuni dengan memanfaatkan lahan yang terbatas. Penyelesaian persoalan rancangan hunian vertikal ini difokuskan pada konteks lokasi guna mengetahui perilaku dan karakter masyarakat lokal yang terkenal dengan budaya guyub (berkumpul). Maka, konsep dari hunian vertikal ini dengan menekankan suasana kampung pada rumah susun sebagai tempat tinggal sekaligus mewadahi aktifitas interaksi masyarakat melalui fasilitas pengolahan sampah, dengan pendekatan pada arsitektur adaptif lingkungan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa survey, wawancara dan observasi langsung ke site guna mendapatkan data primer, yang terdiri dari kondisi fisik lingkungan kampung, kegiatan rutin warga dan data kepala keluarga. Sementara data sekunder diperoleh dari kajian buku, tesis, jurnal, peraturan terkait dan artikel yang mendukung. Hasil dari perancangan ini berupa solusi rumah tinggal di area permukiman padat penduduk RW 02 Ngampilan yang mempunyai kesan tanpa kekumuhan akibat sampah. Ini diwujudkan dalam penataan ruang hunian yang memiliki teras pemilahan sampah serta ruang pengolahan sampah daur ulang dan kompos pada lantai dasar sebagai ruang komunal yang mampu mengakomodasi partisipasi warga. Sedangkan aplikasi pendekatan arsitektur adaptif diterapkan pada tata massa yang mempertimbangkan bayangan bangunan di sekitar site dan dampaknya terhadap orientasi bangunan.
Collections
- Architecture [3658]