| dc.description.abstract | Logistik adalah bagian dari rantai pasokan yang melibatkan banyak entitas bisnis seperti pemasok, produsen, distributor dan pengecer. Semua entitas ini akan bekerja sama untuk mendapatkan bahan baku dan mengubahnya menjadi produk akhir. Logistik halal adalah sebuah pendekatan untuk menghindari kontaminasi bahan baku dan bahan makanan yang mudah rusak selama kegiatan transportasi atau distribusi. Hal ini juga untuk menghindari produk salah informasi dan untuk memastikan bahwa konsumen Muslim akan menerima dan hanya mengkonsumsi produk Halalan Toyibban. Dalam Standar Malaysia untuk Halal Logistics (MS 2400: 2010), persyaratan logistik halal menurut hukum Syariah termasuk persyaratan penyedia logistik untuk transportasi, pergudangan dan ritel. Persyaratan biasanya dilibatkan dari pengolahan ke penanganan, distribusi, penyimpanan, bentuk, penyajian, pengemasan dan pelabelan. Ada sedikit kekhawatiran mengenai pelaksanaan logistik halal antar pelaku logistik. Pertama, ada kekhawatiran apakah para pemain ini mengikuti semua panduan dan standar untuk logistik halal. Kedua, ada kekhawatiran apakah para pemain ini memisahkan pekerja dan fasilitas mereka dalam memproduksi dan mendistribusikan kegiatan untuk produk halal dan non-halal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan logistik halal antara pelaku logistik berbasis makanan. Wawancara tatap muka dilakukan dengan 100 manajer yang mewakili UKM berbasis makanan yang berlokasi di Yogyakarta. Analisis faktor dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari para manajer. Hasilnya menunjukkan bahwa dukungan dari manajemen, penegakan Sistem Jaminan Halal (HAS), lingkungan, penerimaan karyawan, sistem asuransi halal, dukungan manajemen dan visi perusahaan untuk berubah adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan menuju logistik halal
Logistics is part of supply chain which involves many business entities such as suppliers, manufacturers, distributors and retailers. All these entities will work together to acquire raw materials and transform them into final products. Halal logistics is an approach to avoid contamination of perishable, raw materials and food products during transportation or distribution activities. It is also to avoid products missed information and to ensure that Muslim consumers will receive and consume only the Halalan Toyibban products. In Malaysian Standard for Halal Logistics (MS 2400:2010), halal logistics requirements according to Shariah law are including the requirement of logistics providers for transportation, warehousing and retailing. The requirement usually involved from processing to handling, distribution, storage, display, serving, packaging and labeling. There are few concerns regarding the implementation of halal logistics among logistics players. First, there is concern whether these players follow all guidelines and standards for halal logistics. Second, there is concern whether these players segregate their workers and facilities in producing and distributing activities for halal and non-halal products. This study seeks to investigate factors that influence readiness towards halal logistics among food-based logistics players. Face-to-face interviews were carried out with 100 managers representing SME food based located in Yogyakarta. Factor analysis was carried out to analyze the data obtained from the managers. The results revealed that support from management, enforcement of Halal Assurance System (HAS), environments, assurance halal system, management support, employee acceptance and company vision to change were the factors that influenced readiness towards halal logistics. | en_US |
