HARMONISASI ARSITEKTUR JAWA Gerakan Regionalisme pada Perancangan Tipologi Kelurahan Studi Kasus pada Perancangan Kantor Kelurahan di Kabupaten Ngawi
Abstract
Pada era Orde Baru (1966-1998), pemerintah Indonesia mulai menganjurkan agar
bangunan – bangunan pemerintah dibangunan dengan ciri – ciri kedaerahan
sebagai salah satu hasil karya budaya manusia yang dipengaruhi oleh budaya
setempat. Arsitektur Jawa sebagai salah satu ciri regional masyarakat Jawa
memiliki nilai – nilai dalam perencanaan yang identik dengan makna, estetika
serta etika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
Arsitektur Jawa pada hasil perencanaan Kantor Kelurahan di Kabupaten Ngawi.
Hal ini untuk melihat adaptasi Arsitektur Jawa terhadap sebuah lokasi dengan
karakteristik lingkungan yang berbeda pada suatu daerah dalam tipologi
Arsitektur Jawa dengan pendekatan regionalisme yang sebenarnya sehingga
perencanaan dan perancangan bangunan menjadi lebih baik serta optimal.
Pengumpulan informasi yang diperoleh dikelompokkan untuk kemudian diolah
menjadi substansi – substansi dalam penulisan dengan menggunakan metode
pendekatan deskriptif kualitatif. Metode analisis yang dilakukan adalah dengan
tabel perbandingan (komparatif) pada tatanan bangunan, pola ruang, dan elemen
bangunan. Hasil tersebut menunjukkan ada atau tidaknya bagian dari tipologi
Arsitektur Jawa yang memiliki pola tertentu atau statis dan bagian dari perubahan
bentuk dan fungsi.
In New Order era (1966-1998), Indonesian Government encourages the governmental
building to be built with traditional characteristics as a result of man-made culture
influenced by local cultures. Javanese architecture, as a regional characteristics of
Javanese people, has values in planning which is identical with philosophy, aesthetics
and ethics. This research purpose is to find out how the Javanese Architecture in Sub-
District Government Office in Ngawi Regency has changed. This research also see
through the adaptibility of Javanese Architecture towards certain location with
distinct environmental characteristics in certain area at Javanese architecture
tipology with the true regionalism approach in order to make the planning and
designing better and more optimal in the future. Gathered information then grouped
and processed into writing substances with qualitative and descriptive approach. The
analysis methods is with comparation tables for building layout, spatial layout, and
building elements. The result is to show the presence of parts of Javanese Architecture
which has certain pattern or static and part of change in shapes and function.