| dc.description.abstract | Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang masa depan industri pariwista Kabupaten Grobogan menggunankan perancangan strategi sebagai alat untuk merumuskan kebijakan. Melalui metode penelitian induktif berdasarkan perencanaan strategi oleh Royal Dutch Shell, didapatkan hasil bahwa Kabupaten Grobogan memiliki potensi untuk mampu berkembang menjadi obyek wisata nasional dalam 10 tahun kedepan. Kabupaten Grobogan memiliki 20 variabel yang paling mempengaruhi industri pariwisatanya, dengan variabel ketidakpastian yang paling berpengaruh adalah keamanan dan kemasan dan atraksi wisata. Dari kedua variabel tersebut tersusun 4 skenario yaitu : 1. Skenario Dynamic terjadi disaat faktor kemanan dan atraksi wisata dalam kondisi baik dan berkembang, strategi inimembagi pengelolaan pariwisata kedalam wilayah pengembangan dalam sekala lebih kecil sehingga memungkinkan konsentrasi dalam pengembangan industri pariwisata;2. Skenario Re – organizing;terjadi saat faktor keamanan dalam kondisi baik, namun atraksi wisata mengalami kemunduran dalam hal ini diperlukan manajemen pengelolaan pariwisata baik melalui pemerintah daerah, swasta ataupun melalui sistem kemitraan; 3. Skenario Re – orientation merupakan skenario yang dikembangkan saat kemasan atraksi wisata baik namun kondisi keamanan memburuk, dalam hal ini pengubahan target market dan bentuk pariwisata pendidikan menjadi strategi yang dilakukan; 4.skenario Status Quo terjadi saat faktor keamanan dan variasi dan atraksi wisata dalam kondisi buruk dan tidak berkembang, strategi yang dilakukan pada kasus ini adalah dengan mengoptimalkan sumber daya pada upaya pemulihan keamanan. Strategi yang telah disusun dari berbagai macam skenario ini diharapkan dapat dimasukkan dalam rencana strategis Kabupaten Grobogan, sehingga dapat menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan.
The purpose of this study is to design the future of the tourism industry of Kabupaten Grobogan using strategy design as a tool to formulate policies. Through inductive research methods based on strategic planning by Royal Dutch Shell, the result is Kabupaten Grobogan has the potential to be able to develop into national tourism within the next 10 years. Grobogan has 20 variables that most affect the tourism industry, with the most influential uncertainty variables are security and packaging and tourist attractions. From these two variables, four scenarios are arranged: 1. Dynamic scenario occurs when security factor and tourist attraction are in good condition and developing, this strategy divides tourism management into development area in smaller scale so as to enable concentration in tourism industry development; 2. Re-organizing scenarios, occurs when the safety factor is in good condition, but tourist attraction decline in this case required management of tourism either through local government, private or through partnership system; 3. Re-orientation scenario is a scenario developed when packing tourist attractions good but security conditions deteriorate, in this case changing the target market and the form of educational tourism into a strategy undertaken; 4. Status Quo scenario occurs when security factors and variations and tourist attractions are in poor and undeveloped condition, the strategy undertaken in this case is by optimizing resources on security restore efforts. The strategy that has been drawn up from these various scenarios is expected to be included in the Grobogan strategic plan, so that it can become a reference for all stakeholders. | en_US |
