Analisis Framing Pemberitaan (Kasus Demontrasi Mahasiswa Papua dalam Rencana Aksi Damai Mendukung PEPERA dalam Harian Tribunnews.com dan Harianjogja.com periode 14 – 27 Juli 2016)
Abstract
Lalitya Dhimas Prima Murtadho. 12321183. “Analisis Framing
Pemberitaan (Kasus Demonstrasi Mahasiswa Papua dalam Mendukung
PEPERA dalam Harian Tribunnews.com dan Harianjogja.com periode 14 – 27
Juli 2016)”. Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Indonesia. Dalam hal ini
peneliti terdorong oleh banyaknya pemberitaan demonstrasi mahasiswa Papua
yang berpikiran kritis terhadap pemerintahan. Rumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimana bingkai pemberitaan demonstrasi mahasiswa Papua dalam
rencana aksi damai mendukung PEPERA periode 14 – 27 Juli 2016 dalam
harian Tribunnews.com dan Harianjogja.com. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui bingkai pemberitaan demonstrasi mahasiswa Papua dalam rencana
aksi damai mendukung PEPERA periode 14 – 27 Juli 2016 dalam harian
Tribunnews.com dan Harianjogja.com
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan
pendekatan kualitatif. Analisis framing dilakukan menggunakan metode analisis
framing model Robert N. Entman. Model ini digunakan untuk mengetahui cara
media massa mengkontruksikan realitas dengan empat kategori identifikasi
masalah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Konstruksi Realitas,
New Media, dan Sembilan Elemen Jurnalisme oleh Bill Kovach & Tom
Rosinteil. Sedangnkan media online yang peneliti pilih adalah media
Tribunnews.com dan Harianjogja.com, dengan pemberitaan yang diunggah
kedapan potral berita online kedua media tersebut.
Hasil penelitian dari kasus tersebut adalah penulis menemukan
perbedaan yang tidak terlalu mencolok mengenai pembingkaian berita yang
dilakukan oleh Tribunnews.com meberitakan kasus demonstrasi secara runtut
dengan pengambilan narasumber sepihak seputaran pemerintahan dan aparat
kepolisian, Sedangkan perbedaan dari Harianjogja.com penulis menemukan
adanya penghalusan kosa kata dan cara pemberitaan Harianjogja.com yang
terlihat tidak terlalu beruntut, namun tetap mengikuti alur pemberitaan dengan
memberitakan poin-poinnya. Keduanya dengan memberitakan kasus
demonstrasi mahasiswa Papua lebih condong ke pemerintah Yogyakarta, dengan
lebih banyak mengulas kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa Papua
pada saat terjadinya demosntrasi yang berujung kerusuhan tersbut.
Collections
- Communication [943]