Show simple item record

dc.contributor.authorFebrian, Naufal Rafif
dc.date.accessioned2024-02-19T06:30:29Z
dc.date.available2024-02-19T06:30:29Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/47538
dc.description.abstractPerpindahan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur ini merupakan salah satu fenomena besar yang disambut dengan antusias bagi seluruh daerah di Kalimantan Timur, dengan adanya perpindahan Ibu Kota ini mempengaruhi seluruh sektor tidak terkecuali sektor pariwisata,Kabupaten dan Kota yang ada di Kalimatan Timur turut berbenah dan memperbaiki fasilitas serta aksesibilitas serta menerapkan konsep – konsep pariwisata yang ada di desa wisata masing-masing kota dan kabupaten, Balikpapan yang juga merupakan salah satu gerbang Ibu Kota Negara juga turut mempersiapkan perpindahan Ibu Kota ini dengan melantik lebih dari 20 Kelompok Sadar Wisata yang tersebar diseluruh desa wisata di Kota Balikpapan, Dimana tujuan pembentukan POKDARWIS ini adalah mengembangakn sektor pariwisata dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Baikpapan.Oleh karena itu Pokdarwis mempunyai peran strategis bagi destinasi wisata yakni sebagai mitra dan perpanjangan tangan pemerintah dalam mensosialisasikan dan mewujudkan sadar wisata di daerah. Kelompok sadar wisata merupakan salah satu penyangga keberhasilan sebuah desa wisata diihat dari antusiasme jumlah kelompok sadar wisata yang dilantik dapat disimpulkan bahwa Pokdarwis yang ada di Kota Balikpapan ini memiliki antusiasme besar dalam berinovasi serta mengembangkan desa wisata yang ada di daerah masing-masing terkhusus pada masa perpindahan IKN ini.Penelitian ini bertujuan untuk meneliti startegi promosi yang dilakukan desa wisata dalam hal ini yaitu Desa Wisata Kang Bejo dan Bamboe Wanadesa yang merupakan desa wisata unggulan Kota Balikpapan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua desa wisata ini menerpakan beberapa aktivitas promosi, dimana Kang Bejo menerapkan penjualan secara langsung yang dimana berpartisipasi dalam acara pemerintah untuk mempromosikan wisata ke khalyak umum, seiring dengan perpindahan IKN ini desa wisata memperluas target penjualan langsung ke masyarakat luas, yang kedua yaitu pemanfaatan sosial media dimana desa wisata ini menggunakan instagram dan facebook serta akan memperluas penggunaan sosial media youtube seiring dengan perpindahan IKN ini, yang ketiga yaitu media luar ruang, special event dan aktivtas kehumasan, Sedangkan desa wisata Bamboe Wanadesa juga menerapkan penjualan secara langsung yaitu promosi mulut ke mulut kekerabat terdekat dan keluarga dan juga menghadiri event pemerintah seiring dengan perpindahan IKN ini juga memperluas target pengunjung,selanjutnya yaitu pemanfaatan media sosial instagram dan tiktok dan akan mengadakan pelatihan sosial media seiring dengan pemindahan IKN ini, selanjutnya yaitu pemanfaat media luar ruang dan aktivitas kehumasan,Adapun kedua desa wisata ini juga menerapkan Bauran Promosi 7p (Product,Price,Place,Promotion,Phsycal Evidence, People) dan juga menerapkan strategi promosi yang dibagi menjadi beberapa tahap yaitu (Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan dan Pengawasan).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPariwisataen_US
dc.subjectStrategi Promosien_US
dc.subjectKelompok Sadar Wisataen_US
dc.subjectPerpindahan IKNen_US
dc.subjectBauran Komunikasi Pemasaranen_US
dc.titleStrategi Promosi Wisata oleh Kelompok Sadar Wisata di Kota Balikpapan menjelang Perpindahan Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timuren_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM19321041


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record