Strategi Promosi Wisata oleh Kelompok Sadar Wisata di Kota Balikpapan menjelang Perpindahan Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur
Abstract
Perpindahan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur ini merupakan salah satu fenomena
besar yang disambut dengan antusias bagi seluruh daerah di Kalimantan Timur, dengan adanya
perpindahan Ibu Kota ini mempengaruhi seluruh sektor tidak terkecuali sektor
pariwisata,Kabupaten dan Kota yang ada di Kalimatan Timur turut berbenah dan memperbaiki
fasilitas serta aksesibilitas serta menerapkan konsep – konsep pariwisata yang ada di desa wisata
masing-masing kota dan kabupaten, Balikpapan yang juga merupakan salah satu gerbang Ibu
Kota Negara juga turut mempersiapkan perpindahan Ibu Kota ini dengan melantik lebih dari 20
Kelompok Sadar Wisata yang tersebar diseluruh desa wisata di Kota Balikpapan, Dimana tujuan
pembentukan POKDARWIS ini adalah mengembangakn sektor pariwisata dan meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Baikpapan.Oleh karena itu Pokdarwis mempunyai peran
strategis bagi destinasi wisata yakni sebagai mitra dan perpanjangan tangan pemerintah dalam
mensosialisasikan dan mewujudkan sadar wisata di daerah. Kelompok sadar wisata merupakan
salah satu penyangga keberhasilan sebuah desa wisata diihat dari antusiasme jumlah kelompok
sadar wisata yang dilantik dapat disimpulkan bahwa Pokdarwis yang ada di Kota Balikpapan ini
memiliki antusiasme besar dalam berinovasi serta mengembangkan desa wisata yang ada di
daerah masing-masing terkhusus pada masa perpindahan IKN ini.Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti startegi promosi yang dilakukan desa wisata dalam hal ini yaitu Desa Wisata Kang Bejo
dan Bamboe Wanadesa yang merupakan desa wisata unggulan Kota Balikpapan. Dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua desa wisata ini menerpakan beberapa aktivitas
promosi, dimana Kang Bejo menerapkan penjualan secara langsung yang dimana berpartisipasi
dalam acara pemerintah untuk mempromosikan wisata ke khalyak umum, seiring dengan
perpindahan IKN ini desa wisata memperluas target penjualan langsung ke masyarakat luas,
yang kedua yaitu pemanfaatan sosial media dimana desa wisata ini menggunakan instagram dan
facebook serta akan memperluas penggunaan sosial media youtube seiring dengan perpindahan
IKN ini, yang ketiga yaitu media luar ruang, special event dan aktivtas kehumasan, Sedangkan
desa wisata Bamboe Wanadesa juga menerapkan penjualan secara langsung yaitu promosi mulut
ke mulut kekerabat terdekat dan keluarga dan juga menghadiri event pemerintah seiring dengan
perpindahan IKN ini juga memperluas target pengunjung,selanjutnya yaitu pemanfaatan media
sosial instagram dan tiktok dan akan mengadakan pelatihan sosial media seiring dengan
pemindahan IKN ini, selanjutnya yaitu pemanfaat media luar ruang dan aktivitas
kehumasan,Adapun kedua desa wisata ini juga menerapkan Bauran Promosi 7p
(Product,Price,Place,Promotion,Phsycal Evidence, People) dan juga menerapkan strategi
promosi yang dibagi menjadi beberapa tahap yaitu (Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerakan dan Pengawasan).
Collections
- Communication [949]