Show simple item record

dc.contributor.authorSalsabil, Tribuana
dc.date.accessioned2024-02-06T04:02:55Z
dc.date.available2024-02-06T04:02:55Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/47342
dc.description.abstractPenerapan komunikasi terapeutik oleh guru bimbingan konseling (BK) memiliki peran penting dalam membantu siswa yang menghadapi masalah kecemasan jelang masuk perguruan tinggi negeri. Ketika siswa membagikan informasi pribadi atau masalah yang dihadapinya, tugas guru BK adalah menyediakan komunikasi terapeutik. Hal ini berkaitan dengan adanya kecemasan siswa/siswi dari SMAN 2 Kota Cirebon dalam menghadapi Ujian Mandiri. Ujian Mandiri merupakan salah satu jalur penerimaan mahasiswa baru yang diadakan secara mandiri oleh masing-masing perguruan tinggi yang menjadi incaran para calon mahasiswa yang belum lulus melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi terapeutik diterapkan guru BK disekolah, bagaimana tingkat kecemasan siswa kelas XII menjelang Ujian Mandiri dan bagaimana hubungan antara keduanya di SMAN 2 Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis menggunakan statistik didukung oleh software SPSS version 22.0 for windows. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh berdasarkan informasi dari guru bimbingan konseling (BK) terkait siswa kelas XII yang mengikuti Ujian Mandiri yaitu sebanyak 101 Siswa. Dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel minimal menggunakan rumus Tabel Isaac dan Michael lalu didapatkan sampel minimal yaitu 51 responden. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Komunikasi Terapeutik untuk mengukur penerapan komunikasi yang telah dilakukan apakah sudah baik atau belum dan kueisoner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur tingkat kecemasan siswa kelas XII menjelang Ujian Mandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40 responden (78,43%) komunikasi terapeutik dalam kategori baik sedangkan dalam kategori kurang hanya 11 responden (21,57%). Sehingga kesimpulannya yaitu pelaksanaan komunikasi terapeutik yang dilakukan guru BK di SMAN 2 Cirebon sudah berjalan dengan baik. Tingkat kecemasan yang dialami siswa kelas XII di SMAN 2 Cirebon menjelang Ujian Mandiri dengan kategori cemas rendah-sedang yaitu sebanyak 41 responden (80,39%) dan dalam kategori cemas berat-sangat berat hanya 8 responden (19,61%). Dan diperoleh dari hasil statistik SPSS diperoleh nilai P-Value 0,000 <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa “Ada hubungan antara Komunikasi Terapeutik yang dilakukan oleh guru BK dengan tingkat kecemasan pada siswa kelas XII di SMAN 2 Cirebon menjelang Ujian Mandiri”. Semakin baik guru BK memberikan komunikasi terapeutik maka tingkat kecemasan siswa kelas XII menjelang Ujian Mandiri akan semakin menurun, demikian sebaliknya.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKomunikasi Terapeutiken_US
dc.subjectTingkat Kecemasanen_US
dc.subjectHubungan Komunikasi Terapeutiken_US
dc.titleHubungan Komunikasi Terapeutik Guru BK dengan Tingkat Kecemasan Menjelang Ujian Mandiri pada Siswa Kelas XII di SMAN 2 Cirebonen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM18321174


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record