Hubungan Komunikasi Terapeutik Guru BK dengan Tingkat Kecemasan Menjelang Ujian Mandiri pada Siswa Kelas XII di SMAN 2 Cirebon
Abstract
Penerapan komunikasi terapeutik oleh guru bimbingan konseling (BK)
memiliki peran penting dalam membantu siswa yang menghadapi masalah
kecemasan jelang masuk perguruan tinggi negeri. Ketika siswa membagikan
informasi pribadi atau masalah yang dihadapinya, tugas guru BK adalah
menyediakan komunikasi terapeutik. Hal ini berkaitan dengan adanya kecemasan
siswa/siswi dari SMAN 2 Kota Cirebon dalam menghadapi Ujian Mandiri. Ujian
Mandiri merupakan salah satu jalur penerimaan mahasiswa baru yang diadakan
secara mandiri oleh masing-masing perguruan tinggi yang menjadi incaran para
calon mahasiswa yang belum lulus melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi terapeutik
diterapkan guru BK disekolah, bagaimana tingkat kecemasan siswa kelas XII
menjelang Ujian Mandiri dan bagaimana hubungan antara keduanya di SMAN 2
Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis menggunakan
statistik didukung oleh software SPSS version 22.0 for windows. Pengumpulan data
pada penelitian ini diperoleh berdasarkan informasi dari guru bimbingan konseling
(BK) terkait siswa kelas XII yang mengikuti Ujian Mandiri yaitu sebanyak 101
Siswa. Dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel minimal
menggunakan rumus Tabel Isaac dan Michael lalu didapatkan sampel minimal
yaitu 51 responden. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner Komunikasi Terapeutik untuk mengukur
penerapan komunikasi yang telah dilakukan apakah sudah baik atau belum dan
kueisoner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur tingkat
kecemasan siswa kelas XII menjelang Ujian Mandiri. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 40 responden (78,43%) komunikasi terapeutik dalam kategori baik
sedangkan dalam kategori kurang hanya 11 responden (21,57%). Sehingga
kesimpulannya yaitu pelaksanaan komunikasi terapeutik yang dilakukan guru BK
di SMAN 2 Cirebon sudah berjalan dengan baik. Tingkat kecemasan yang dialami
siswa kelas XII di SMAN 2 Cirebon menjelang Ujian Mandiri dengan kategori
cemas rendah-sedang yaitu sebanyak 41 responden (80,39%) dan dalam kategori
cemas berat-sangat berat hanya 8 responden (19,61%). Dan diperoleh dari hasil
statistik SPSS diperoleh nilai P-Value 0,000 <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa “Ada
hubungan antara Komunikasi Terapeutik yang dilakukan oleh guru BK dengan
tingkat kecemasan pada siswa kelas XII di SMAN 2 Cirebon menjelang Ujian
Mandiri”. Semakin baik guru BK memberikan komunikasi terapeutik maka tingkat
kecemasan siswa kelas XII menjelang Ujian Mandiri akan semakin menurun,
demikian sebaliknya.
Collections
- Communication [943]