Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Pulau Kalimantan
Abstract
Kondisi Ketenagakerjaan di Indonesia dihadapkan dengan permasalahan yang
cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran yang cukup besar. BPS
(Badan Pusat Statistik) menyabutkan angka pengangguran pada Agustus 2015
sebanyak 7,56 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penyerapan tenaga
kerja di Indonesia rendah. Namun demikian tidak semua wilayah di Insonesia tingkat
penyarapan tenaga kerjanya rendah, di pulau Kalimantan BPS (Badan Pusat Statistik)
mencatat bahwa penyerapan tenaga kerja di tahun 2015 naik 50 persen atau mencapai
208.850 tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang terus meningkat menunjukkan bahwa
tingkat usia produktif yang berkembang, serta jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) masyarakat yang bergantung pada penyerapan tenaga kerja.
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Provinsi dan Investasi
terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Pulau Kalimantan pada tahun 2006-
2015. Data yang digunakan merupakan data sekunder, berasal dari data yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Penelitian ini menggunakan data panel yang
terdiri dari empat provinsi dengan model regresi Fixed Effect.
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja. Upah Minimum Provinsi berhubungan negatif dan signifikan terhadap Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja. Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Sedangkan Penanaman
Modal Dalam Negri (PMDN) tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja. Sejalan pada keterkaitan Investasi baik dalam negri
maupun luar negri menurut Wara (2016) berpengaruh atau tidaknya investasi
terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tergantung pada kategori
orientasi investasi. Industri padat karya atau industri padat modal inilah yang juga
bisa berkaitan dengan preferensi masing-masing investor tentang kondisi iklim
ekonomi yang terjadi sebagai bahan pertimbangan.
Collections
- Economics [2152]