Show simple item record

dc.contributor.authorAzm, Gita Nurul
dc.date.accessioned2023-12-01T02:13:47Z
dc.date.available2023-12-01T02:13:47Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.uridspace.uii.ac.id/123456789/45917
dc.description.abstractProgram Mamangun Tuntang Mahaga Lewu (PM2L) adalah sebuah program pemberdayaan masyarakat yang terbentuk pada tahun 2010 oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Program ini merupakan program pemberdayaan yang dibentuk dan dikerahkan untuk pembangunan, pemerataan dan mensejahterakan masyarakat provinsi Kalimantan Tengah. Progam ini dijalankan oleh beberapa instansi kepemeritahan. Salah satunya adalah Dinas P3APPKB yang ditugaskan untuk memberikan pelatihan pemberdayaan secara menyeluruh dan merata untuk meningkatkan kualitas, kepribadian, kemandirian dan kesejahteraan para perempuaan di daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui bagaimana komunikasi pemberdayaan dalam proses pemberdayaan yang berlangsung dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung serta menjadi kendala dalam menjalankan komunikasi pemberdayaan pada PM2L. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan yaitu konsep pemberdayaan masyarakat, komunikasi pemberdayaan, model komunikasi pemberdayaan dan analisis SWOT. Penelitian ini berlokasi di kota Palangkaraya di sebuah instansi pemerintahan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi Kalimantan Tengah sebagai objek penelitian. Hasil penelitian menujukkan bahwa Dinas P3APPKB telah menerapkan lima elemen komunikasi yaitu ada komunikator, pesan, saluran, komunikan dan feedback. Komunikator Dinas P3APPKB telah memilih mitra-mitra berpengalaman untuk bekerja sama ada SMK Negeri 3 Palangka Raya, LPK ICB Kursus Menjahit Palangkaraya, dan Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Palangkaraya. Untuk pesan yang disampaikan oleh komunikator bersifat edukatif dan persuasif. Untuk elemen saluran Dinas P3APPKB melakukan secara tatap muka, power point dan buku panduan serta komunikan juga memberikan teknik berupa role play. Pemilihan komunikan Dinas P3APPKB mempunyai kriteria yaitu perempuan minimal berumur 25 tahun dan bisa para ibu-ibu PKK desa yang ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan perempuan. Untuk elemen feedback yang diterapkan oleh dinas P3APPBKB berupa tidak langsung. Selain itu, peneliti menemukan model komunikasi yang digunakan oleh Dinas P3APPKB adalah model komunikasi vertikal. Faktor pendukung dalam penelitian ini pertama, kegiatan yang dipersiapkan cukup matang dan terstruktur. Kedua, fasilitator merupakan orangorang berkompeten. Ketiga, pesan yang dipersiapkan secara matang. Keempat, pemilihan penerima manfaat yang tepat. Untuk faktor penghambat dalam penelitian ini pertama, tidak adanya keberlanjutan pendampingan setelah pelaksanaan selesai.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKomunikasi Pemberdayaanen_US
dc.subjectPemberdayaan Perempuanen_US
dc.subjectPM2Len_US
dc.titleAnalisis Komunikasi Pemberdayaan Perempuan oleh Dinas P3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah melalui Program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu (PM2L)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM16321144


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record