Analisis Komunikasi Pemberdayaan Perempuan oleh Dinas P3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah melalui Program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu (PM2L)
Abstract
Program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu (PM2L) adalah sebuah program
pemberdayaan masyarakat yang terbentuk pada tahun 2010 oleh pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah. Program ini merupakan program pemberdayaan yang dibentuk dan
dikerahkan untuk pembangunan, pemerataan dan mensejahterakan masyarakat provinsi
Kalimantan Tengah. Progam ini dijalankan oleh beberapa instansi kepemeritahan. Salah
satunya adalah Dinas P3APPKB yang ditugaskan untuk memberikan pelatihan pemberdayaan
secara menyeluruh dan merata untuk meningkatkan kualitas, kepribadian, kemandirian dan
kesejahteraan para perempuaan di daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mengetahui bagaimana komunikasi pemberdayaan dalam proses pemberdayaan yang
berlangsung dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung serta menjadi
kendala dalam menjalankan komunikasi pemberdayaan pada PM2L.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan yaitu konsep pemberdayaan
masyarakat, komunikasi pemberdayaan, model komunikasi pemberdayaan dan analisis
SWOT. Penelitian ini berlokasi di kota Palangkaraya di sebuah instansi pemerintahan Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi
Kalimantan Tengah sebagai objek penelitian.
Hasil penelitian menujukkan bahwa Dinas P3APPKB telah menerapkan lima elemen
komunikasi yaitu ada komunikator, pesan, saluran, komunikan dan feedback. Komunikator
Dinas P3APPKB telah memilih mitra-mitra berpengalaman untuk bekerja sama ada SMK
Negeri 3 Palangka Raya, LPK ICB Kursus Menjahit Palangkaraya, dan Balai Latihan Kerja
(BLK) Kota Palangkaraya. Untuk pesan yang disampaikan oleh komunikator bersifat edukatif
dan persuasif. Untuk elemen saluran Dinas P3APPKB melakukan secara tatap muka, power
point dan buku panduan serta komunikan juga memberikan teknik berupa role play. Pemilihan
komunikan Dinas P3APPKB mempunyai kriteria yaitu perempuan minimal berumur 25 tahun
dan bisa para ibu-ibu PKK desa yang ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan
perempuan. Untuk elemen feedback yang diterapkan oleh dinas P3APPBKB berupa tidak
langsung. Selain itu, peneliti menemukan model komunikasi yang digunakan oleh Dinas
P3APPKB adalah model komunikasi vertikal. Faktor pendukung dalam penelitian ini pertama,
kegiatan yang dipersiapkan cukup matang dan terstruktur. Kedua, fasilitator merupakan orangorang
berkompeten. Ketiga, pesan yang dipersiapkan secara matang. Keempat, pemilihan
penerima manfaat yang tepat. Untuk faktor penghambat dalam penelitian ini pertama, tidak
adanya keberlanjutan pendampingan setelah pelaksanaan selesai.
Collections
- Communication [949]