dc.description.abstract | Industri fashion memiliki dampak besar terhadap lingkungan dan masyarakat. Konsep
circular fashion muncul sebagai alternatif untuk mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan oleh industri fashion dengan mempromosikan penggunaan kembali
pakaian yang sudah tidak terpakai. Salah satu praktik yang mendukung konsep
circular fashion adalah thrifting, yaitu kegiatan mencari dan membeli pakaian bekas
dengan harga yang terjangkau. Majalah Poppin’s memaparkan isu yang penting
dalam industri fashion yang berkaitan dengan circular fashion, khususnya melalui
praktik thrifting. Majalah ini bertujuan untuk menekankan perlunya upaya-upaya dari
semua pihak terkait, seperti produsen, pengecer, dan konsumen, untuk memperluas
praktik circular fashion melalui thrifting dan mengurangi dampak negatif fast fashion
serta limbah fashion terhadap lingkungan.
Projek karya majalah ini merupakan pembuatan media cetak dan digital yang
memiliki 8 rubrik dengan jumlah halaman sebanyak 26. setiap rubriknya ditampilkan
dengan visual yang menarik serta penggunaan bahasa yang sederhana sehingga lebih
mudah dipahami oleh pembaca. Majalah ini membahas pentingnya praktik circular
fashion dalam mengurangi limbah tekstil dan dampak negatif fast fashion terhadap
lingkungan, serta masalah limbah fashion yang masih menjadi kendala dalam
memperluas praktik circular fashion. Melalui wawancara dengan komunitas Zero
Waste Indonesia dan praktisi circular fashion yaitu seorang influencer bernama
Cecilianov, majalah ini menggambarkan dinamika dan tantangan yang terkait dengan
praktik thrifting dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempromosikan
praktik circular fashion secara lebih luas. Majalah ini juga memberikan saran-saran
praktis bagi pembaca tentang cara mengurangi limbah fashion dan mendukung praktik
circular fashion melalui thrifting, sehingga menjadi bagian dari upaya untuk mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan di masa depan. | en_US |