Analisis Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja Meggunakan Metode Jsa (Job Safetyanalysisi) Pada Pekerjaan Abutmen Jembatan Tol Solo – Yogyakarta ( Studi Kasus : Proyek Jalan Tol Solo – Yogyakarta )
Abstract
Peningkatan keselamatan kerja dalam pekerjaan adalah sebuah fungsi penting dari
manajemen proyek yang baik. Peningkatan keselamatan kerja bukan hanya sebuah fungsi dari
manajemen proyek yang baik, tetapi harus menjadi suatu fungsi normal. Efektivitas fungsi ini,
seperti fungsi lain, tergantung pada teknik yang diterapkan. Banyak perusahaan konstruksi
memandang kecelakaan sebagai hal kebetulan, tak terduga dan karena itu tidak termasuk dalam
Manajemen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kecelakaan kerrja yang
rawan terjadi pada pekerjaan Abutment di proyek tol Solo-Yogyakarta dan untuk mengetahui
pencegahan kecelakaan kerja pada pekerjaan abutment tol Solo-Yogyakarta.
Penyusunan Job Safety Analysis (JSA) dilakukan secara observasi langsung di lapangan
untuk mengidentifikasi urutan pekerjaan secara detail dan potensi bahaya setiap urutan pekerjaan
abutment tol Solo-Yogyakerta. Dengan berdasar pada hierarki pengendalian, peraturan yang ada,
saran dan verifikasi dari tenaga ahli, ditentukan tindakan pengendalian bahaya sebaik mun gkin
pada setiap pekerjaan. Pada bagian proses penelitian membahas tentang perihal yang dilakukan
dalam penyesunan penelitian tentang Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Penyusunan penelitian akan diuraikan
menjadi beberapa tahapan, dari tahapan persiapan sampai dengan tahapan analisis data.
Jenis-jenis kecelakaan kerja yang paling rawan terjadi pada pekerjaan abutment adalah
terjatuh dari ketinggian, tertimpa material, iritasi pada kulit karena terkena bahan cor atau semen,
terluka akibat benda tajam, dan gangguan pernafasan sebagai akibat dari menghirup debu atau
bahan kimia yang terdapat pada material yang digunakan. Peran Job Safety Analysis adalah untuk
mengidentifikasi bahaya yang ada dan mengendalikannya berdasarkan setiap pekerjaan satu per
satu. Melalui bahaya yang telah teridentifikasi, kemudian dilakukan analisis untuk menentukan
pengendalian bahaya yang cocok berdasarkan hierarki pengendalian bahaya. Setelah itu,
ditentukan penanggung jawab yang akan mengawasi pekerjaan tersebut sesuai dengan bobot
pekerjaannya.
Collections
- Civil Engineering [4205]