Implementasi Zero Defect Dengan Metode Fmea Guna Mengontrol Kualitas Produksi Pada Bagian Press Bridge & Rib Assy Up (Studi Kasus Pt Yamaha Indonesia)
Abstract
Tujuan pelaksanaan penelitian ini yakni mengidentifikasi tingkatan kecacatan produk
pada divisi Press Bridge & Rib Assy Up di PT. Yamaha Indonesia melalui penggunaan
metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), dan mengetahui rekomendasi seperti
apakah yang dapat diajukan kepada devisi Press Bridge & Rib Assy Up di PT. Yamaha
Indonesia dalam mengimplementasikan zero defect guna mengontrol kualitas produksi.
Penelitian ini mengidentifikasi penyebab kegagalan produksi divisi Press Bridge & Rib
Assy Up di PT Yamaha Indonesia melalui penggunaan metode FMEA. Metode ini dipilih
dikarenakan dipergunakan khusus dalam menganalisis faktor penyebab kegagalan
produksi sehingga dapat dilakukan pencegahan terjadinya cacat secara bertahap sesuai
prioritas sebagai implementasi zero defect yang digunakan untuk pengontrol kualitas
produksi piano. Hasil penelitian menunjukkan kondisi NG ratio produk devisi Press
Bridge & Rib Assy Up di PT. Yamaha Indonesia sebesar 363 produk atau sebesar 4,2%
dari total produksi bulan Maret — Juli 2022 berjumlah 8.599 produk solid. Dari total 363
produk NG terdapat jenis cacat treble bridge geser sebanyak 95 produk repair atau
sebesar 26,1%, jenis cacat rib pecah sebanyak 80 produk repair atau sebesar 22%, jenis
cacat rib renggang sebanyak 74 produk repair atau sebesar 20,5%, jenis cacat soundoard
pecah sebanyak 71 produk repair atau sebesar 19,6%, jenis cacat bass bridge pecah
sebanyak 43 produk repair atau sebesar 11,8%. Usulan perbaikan yang harus dilakukan
dalam menurunkan NG ratio bagian Press Bridge & Rib yakni lebih diutamakan
mencegah produk dari cacat daripada mengatasi produk cacat dengan pendekatan zero
defect untuk meminimalisir cacat produk dengan cara : mendesain ulang peletakkan
barang dan space antar ruang proses produksi warehouse untuk menghindari cacat produk
akibat kecelakaan kerja; membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk cara
pengeleman, pengecekan MC ulang, pengecekan kadar air dalam kayu berulang dan
seasoning disetiap tahap produksi agar kualitas produk berjalan dengan baik; bantalan
press yang masih playwood jangan diganti dengan silicon karna kerataannya sama kurang
baik, namun diganti dengan bahan besi plate agar kerataan press untuk produk lebih
terjamin; melakukan perbaikan, perawatan kebersihan dan pengecekan kondisi setiap
mesin produksi secara rutin agar proses produksi terkendali dengan baik; dan
mengidentifikasi masalah perlu dijadwalkan dalam proses produksi secara teratur agar
tindakan pencegahan cacat dapat dimaksimalkan.
Collections
- Industrial Engineering [2224]