Show simple item record

dc.contributor.advisorAnang Hermawan, S.Sos., M.A
dc.contributor.authorTri Utami
dc.date.accessioned2017-11-08T02:15:48Z
dc.date.available2017-11-08T02:15:48Z
dc.date.issued2016-01-21
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/4077
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana framing kebijakan dan langkah-langkah pemerintah terhadap ISIS dalam cara pandang kompas.com dan Liputan6.com. Penelitian ini menggunakan metodologi Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Analisis Framing digunakan untuk melihat pemilihan kata, bagaimana peristiwa digambarkan, judul yang digunakan dan lead yang dibangun oleh Kompas.com dan Liputan6.com dalam memberitakan kebijakan pemerintah terhadap ISIS. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Menurut paradigma ini realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang alami, melainkan hasil dari konstruksi yang dibuat. Peneliti memilih 18 berita dari seluruh berita tentang kebijakan pemerintah terhadap ISIS yang diberitakan oleh kompas.com dan Liputan6.com. Peneliti memilih berita selama bulan maret 2015 dengan memilih berita yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap ISIS. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan elemen framing seperti bahasa, grafis, simbol, elemen retoris yang digunakan untuk menonjolkan pesan yang ditulis pada berita. Hasil analisis framing yang dilakukan oleh peneliti pada media online menunjukkan bahwa (1). Kompas.com dan Liputan6.com membingkai bahwa saat ini Indonesia membutuhkan landasan hukum untuk mengatur ISIS. (2) Kompas.com dan Liputan6.com dalam memberitakan tentang kebijakan pemerintah menghadapi ISIS cenderung ke arah yang positif mendukung pemerintah.(3) Dalam pemilihan narasumber kompas.com dan Liputan6.com mengabaikan prinsip keseimbangan karena hanya mengambil sumber dari pemerintah dan aparat keamanan. (4) Dalam menuliskan beritanya kompas.com cenderung tergesa-gesa menyimpulkan suatu peristiwa sedangkan Liputan6.com cenderung lebih berhati-hati. Terorisme dan media seperti memiliki simbiosis mutualisme. Terorisme di Indonesia berkembang sejak zaman Darul Islam (DI) yang kemudian menjadi Jamaah Islamiah setelah DI diberantas pemerintah Indonesia. Banyak aksi pengeboman yang terjadi di Indonesia dilakukan oleh para anggota JI.id
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaid
dc.titleKonstruksi Kebijakan Pemerintah terhadap Isu Isis dalam Situs Berita Onlineid
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record