Show simple item record

dc.contributor.authorRamadhana, Dimas Adam
dc.date.accessioned2022-08-11T06:16:25Z
dc.date.available2022-08-11T06:16:25Z
dc.date.issued2022-03-09
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/38486
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan representasi effeminate yang terdapat dalam film Pretty Boys. Film Pretty Boys menceritakan tentang dua orang sahabat yaitu Anugerah dan Rahmat yang mempunyai mimpi untuk menjadi terkenal dan masuk televisi, singkat cerita mereka ditawari oleh produser acara Kembang Gula untuk menjadi host acara tersebut namun, mereka harus mau menjadi pembawa acara kebanci-bancian. Akhirnya mereka menerima pekerjaan tersebut dengan harapan dapat mempermudah untuk mencapai impian mereka berdua. Namun seiring berjalannya waktu Anugerah merasa tidak nyaman dan tertekan karena harus menjadi pembawa acara kebanci-bancian dan Rahmat juga termakan dengan mewahnya gaya hidup menjadi orang terkenal. Merekapun akhirnya berselisih dan perselisihan tersebut membuat karir dan persahabatan mereka hancur. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan metode analisis semiotika model Roland Barthes yang menjabarkan makna tanda menjadi tiga: Denotasi, Konotasi, dan Mitos. Penelitian ini menggunakan tiga konsep teori, yaitu Film sebagai media komunikasi, Karakter pada film dan Representasi Effeminate. Terdapat sebelas potongan scene pada film yang dianalisis dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa representasi effeminate yang terdapat pada film Pretty Boys menunjukkan representasi effeminate berupa terlalu ambisius, pria tidak harus maskulin, dan harga diri seorang pria yang menunjukkan bahwa demi mencapai suatu cita-cita jalan apapun dan tindakan apapun seakan-akan diperbolehkan. Seperti yang dilakukan Anugerah dan Rahmat untuk mencapai impiannya untuk menjadi terkenal dan masuk televisi, mereka rela menjadi pembawa acara effeminate Meskipun masih dianggap tabu di pandangan orang-orang awam seperti menjadikan pria effeminate sebagai pekerjaan, hal itu dilakukan karena dianggap jalan tercepat untuk menjadi terkenal.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectfilmen_US
dc.subjecteffeminateen_US
dc.subjectsemiotikaen_US
dc.subjectpretty boysen_US
dc.subjectindustri hiburanen_US
dc.titleRepresentasi Effeminate pada Karakter Anugerah dan Rahmat dalam Film Pretty Boysen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record