Representasi Ruang Bagi Penderita Skizofrenia Dalam Film A Beautiful Mind
Abstract
Film A Beautiful Mind diangkat dari kisah perjuangan seorang ahli matematika jenius yang
bernama John Forbes Nash. Ia berhasil menciptakan konsep ekonomi yang sampai hari ini
dijadikan sebagai dasar dari teori ekonomi kontemporer. Sepanjang Perang Dingin
berlangsung, Nash menderita skizofrenia yang membuatnya harus hidup dalam halusinasi
dan selalu dibayangi ketakutan. Penelitian ini melihat bagaimana film tersebut
menggambarkan ruang yang diciptakan bagi dan oleh penderita skizofrenia. Ruang yang
dilihat peneliti merupakan ruang yang terbentuk di antara penderita skizofrenia dan orang-
orang di sekitarnya. Bagaimana cara mereka berkomunikasi dan bagaimana orang normal
memperlakukan penderita skizofrenia. Mengkaji secara mendalam, penelitian ini dianalisis
menggunakan pendekatan kualitatif kritis dengan metode analisis wacana kritis dari Norman
Fairclough. Pendekatan kritis yang digunakan untuk menghasilkan data deskriptif, berupa
tulisan, ucapan, maupun perilaku yang dapat diamati. Analisis wacana kritis digunakan
untuk mengkaji aspek kebahasaan dan konteks-konteks yang terkait dengan aspek tersebut.
Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ruang sangat mempengaruhi
proses penyembuhan John sebagai penderita skizofrenia. Respon lingkungan sekitar yang
tidak menerima kehadiran penderita skizofrenia membuat kondisi yang dirasakan penderita
semakin buruk sehingga memicunya untuk bertindak agresif. Sedangkan respon lingkungan
keluarga dan orang sekitar yang menerima, sangat membantu proses penyembuhan penderita
skizofrenia. Tekanan dan stress berlebih yang ada di sekitarnya juga dapat menjadi pemicu
kembalinya gejala skizofrenia yang telah berangsur pulih. Untuk memulihkan kesadaran
penderita skizofrenia pun, tidak perlu dilakukan pemasungan atau pengurungan. Cukup
hanya dengan dukungan dari keluarga dan orang-orang disekitar.
Collections
- Communication [949]