Show simple item record

dc.contributor.advisorMochamad Nasito, Drs.,MM
dc.contributor.authorYuriza Budi Anggraheni
dc.date.accessioned2022-04-18T07:36:48Z
dc.date.available2022-04-18T07:36:48Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/37193
dc.description.abstractPermasalahan industri gula nasional sudah berlangsung semenjak tahun 1970-an yang mencakup aspek produksi yang berkaitan usahatani tebu, konsumsi, efisiensi pabrik gula, tataniaga dan perdagangan internasional.Permasalahan aspek produksi berkaitan menurunnya kemampuan menghasilkan gula untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. Permasalahan gula nasional ibarat penyakit kronis yang sampai sekarang resep yang manjur belum diketemukan (Prabowo, 2000). Salah satu permasalahan yang terjadi di wilayah kerja Pabrik Gula Madukismo adalah jumlah produksi gula yang belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat DIY. Permasalahan industri gula yang terjadi saat ini tidak terlepas dengan pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 1998 tentang Penghentian Pelaksanaan Inpres No. 9 Tahun 1975 yang diperkuat Inpres No. 5 Tahun 1997 (Program Pengembangan Tebu Rakyat). Mutu yang tinggi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam persaingan, karena mutu yang tinggi menunjukkan produktifitas dan kemampuan menghasilkan produk yang bebas cacat dari suatu perusahaan. Reputasi perusahaan, efisiensi dan kompetisi pasar adalah alasan dan tujuan yang membuat mutu mendapat perhatian yang serius dari perusahaan. Adapun fokus utama dari pengukuran mutu perusahaan adalah produk akhir dan untuk mencapai produk yang bermutu, salah satu cara yang diperlukan adalah pengendalian mutu terhadap proses produksi yang dilakukan. Pengendalian mutu terhadap proses produksi juga memiliki tujuan untuk memperbaiki mutu produk yang dihasilkan dan mengurangi produk rusak (defect) yang diakibatkan oleh kesalahan berproduksi. Program quality control yang efektif dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Perbaikan kualitas secara terus menerus akan diikuti dengan penurunan biaya. Penurunan biaya ini terjadi antara lain karena semakin berkurangnya scrap, pengerjaan ulang, serta kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang menimbulkan loyalitas terhadap produk tersebut.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPengawasan Kualitas Produk Gula Pada PG Madukismoen_US
dc.subjectKabupaten Bantul Yogyakartaen_US
dc.titlePengawasan Kualitas Produk Gula Pada PG Madukismo Di Kabupaten Bantul Yogyakartaen_US
dc.Identifier.NIM07311323


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record