Show simple item record

dc.contributor.advisorRatna Permata sari S.Ikom. M.A
dc.contributor.authorADAM HARISTIAN
dc.date.accessioned2022-03-16T07:44:13Z
dc.date.available2022-03-16T07:44:13Z
dc.date.issued2021-07-15
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/36549
dc.description.abstractFilm merupakan media massa yang dapat dijadikan sebagai representasi dari keadaan sosial yang ada dalam sebuah masayrakat tertentu. bahkan film lebih jauh menghadirkan kembali nilainilai kebudayaan dan mitos yang ada di masyarakat. Salah satu tema yang sering dibahas dalam film adalah mengenai maskulinitas. Fatherhood merupakan konsep yang lebih spesifik dari maskulinitas, membahas tentang tanggung jawab ayah. Film dengan tema fatherhood yang akhirakhir ramai diperbincangkan adalah film Dua Garis Biru (2019) dengan berhasil meraih lebih dari 2,5 juta penonton di bioskop indonesia. Oleh karena itu, peneliti akan meneliti bagaimana representasi elemen fatherhood dalam film Dua Garis Biru (2019). Metode pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif.. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk melihat lebih dalam pemaknaan setiap elemen fatherhood berupa yaitu intimacy, provision, protection dan endowment yang digambarkan dalam film Dua Garis Biru (2019). Berdasarkan hasil penelitian, secara umum film Dua Garis Biru (2019) merepresentasikan sosok ayah mengambil peran yang sangat besar dalam keluarga. Ayah tidak sekedar menjadi pencari nafkah utama, tetapi juga ikut serta dalam urusan pengasuhan anak. Kedua karakter ayah dalam film ini menampilkan semua elemen fatherhood dengan cara yang berbeda. Pak Rudy (Ayah Bima) mengutamakan ketenangan dan keterbukaan sedangkan Pak David (Ayah Dara) lebih emosional serta protective terhadap anak. Peneliti juga melihat beberapa mitos yang ada dalam film ini, baik itu melawan sterotype maskulinitas (terkait hegemoni laki-laki terhadap perempuan) yang digambarkan dalam bentuk kepemimpin dan perlindungan fisik dari seorang ayah ataupun stereotype baru masyakarat modern yang menocoba medekonstruksi makna ayah yang ideal.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectFatherhooden_US
dc.subjectAyah dan Anaken_US
dc.subjectRepresentasien_US
dc.subjectSemiotikaen_US
dc.subjectFilmen_US
dc.subjectDua garis biruen_US
dc.titleRepresentasi Fatherhood Dalam Film Dua Garis Biru (Analisis Semiotika Roland Barthes)en_US
dc.Identifier.NIM17321029


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record