dc.description.abstract | Sektor perbankan merupakan salah satu sektor bisnis yang sering menjadi perhatian
utama dalam berinvestasi. Itu semua terjadi karena industri perbankan sangat memengaruhi
kegiatan perekonomian dan memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Banyak dari
bank yang ada di Indonesia mendaftarkan perusahaannya pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
agar semakin bisa memperluas cakupan bisnisnya. Industri perbankan di Indonesia juga
sudah biasa melakukan restrukturisasi perusahaan berupa merger, itu semua dilakukan untuk
memperkuat bank tersebut untuk bersaing dengan bank lainnya dan juga untuk
menumbuhkan nilai perekonomian di Indonesia. Perusahaan perbankan yang melakukan
merger berharap dengan adanya merger akan membuat perusahaannya semakin baik dari sisi
kinerja pasar dan kesehatan bank-nya. Dua hal itulah yang juga menjadi perhatian bagi
investor yang sudah atau ingin menanamkan modal mereka untuk berinvestasi di perusahaan
perbankan yang melakukan merger tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh merger terhadap abnormal
return (AR), Profil Risiko (NPL,LDR), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas
(ROA), Permodalan (CAR). Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2002
hingga 2019. Terdapat 8 sampel dan pengambilan sampel menggunakan data tahunan. Data
yang digunakan adalah data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Yahoo Finance,
Website Perusahaan. Analisis yang dilakukan menggunakan uji One-Sample T Test dan
Wilcoxon lalu diolah menggunakan program IBM SPSS versi 16.0
Hasil penelitian ini menunjukkan variable profil risiko berpengaruh positif terhadap
merger. Sedangkan abnormal return, good corporate governance, rentabilitas, permodalan
tidak berpengaruh positif terhadap merger. | en_US |