Show simple item record

dc.contributor.advisorRatna Permata Sari, S.I.Kom, MA
dc.contributor.authorMuhammad Aldiant Syah
dc.date.accessioned2021-08-16T13:42:32Z
dc.date.available2021-08-16T13:42:32Z
dc.date.issued2021-02-25
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/31678
dc.description.abstractBullying merupakan kekerasan psikologis ataupun fisik yang dilakukan oleh orang yang merasa lebih kuat kepada orang yang lebih lemah. bullying adalah suatu perilaku negatif yang dilakukan secara berulang-ulang, dilakukan dengan sadar dan sengaja yang bertujuan untuk menyakiti orang lain secara fisik maupun emosional. Bullying memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan korbannya. Kecantikan yang percaya semua orang bermula dari sebuah fenomena sosial tentang mitos kecantikan. Dimana mitos kecantikan ini merupakan hasil kontruksi melalui media massa oleh kaum kapitalis yang bertujuan untuk penjualan produk kecantikan dan mitos kecantikan hanyalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat patriarkal untuk mengendalikan perempuan melalui kecantikan dan mitos kecantikan merupakan hal yang dibanggakan bagi kaum patriarkal. Dengan metode analisis semiotika Roland Barthes yang mengungkapkan makna dari tanda konotasi, denotasi dan mitos. Kemudian dianalisis berdasarkan pandangan kritis menemukan sebanyak 11 scene yang menunjukan perlakuan bullying terhadap perempuan dalam film “Imperfect” dan “200 Pounds Beauty”. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa bullying dalam kedua film tersebut didasari oleh mitos kecantikan yang ada dan perlakuan bullying tersebut ditunjukan melalui perilaku dan dialog yang dialami oleh para korban.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectbullyingen_US
dc.subjectmitos kecantikanen_US
dc.subjectsimotikaen_US
dc.titleRepresentasi mitos kecantikan pada Film (Analisis Semiotika Terhadap Film “Imperfect” dan “200 Pounds Beauty”en_US
dc.Identifier.NIM16321065


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record