dc.description.abstract | Jembatan merupakan bagian vital jalan yang berfungsi sebagai penghubung yang akan
mengganggu kenyamanan pengguna jalan ketika jembatan mengalami kerusakan. Diperlukan
pemeriksaan berkala pada jembatan untuk mengetahui kondisi jembatan tersebut. Salah satu
metode yang dapat digunakan ialah Bridge Management Sistem (BMS). BMS merupakan metode
pemeriksaan jembatan yang telah ditetapkan oleh Dirjen Bina Marga pada tahun 1992 sebagai
sarana untuk membantu pemerintah dalam pembangunan dan desentralisasi. Selain itu, BMS
digunakan sebagai penentu skala prioritas dalam pemeliharaan jembatan.
Penelitian ini dilakukan pada Jembatan Bogem A, B, dan C yang melintasi Sungai Opak.
Setiap elemen dinilai dengan poin 0 dan 1 sesuai dengan level yang ada, yakni level 5 (terendah)
hingga level 1 (tertinggi) yang berarti jembatan mengalami kerusakan total. Terdapat 5 kategori
dalam penilaian jembatan yaitu Struktur (S), Kerusakan (R), Kuantitas (K), Fungsi (F), dan
Pengaruh (P). Selanjutnya, kelima kategori tersebut akan dijumlahakan untuk memperoleh nilai
kondisi jembatan dengan nilai 0-2 (baik atau rusak ringan), 3 (rusak berat), dan 4-5 (kritis atau
runtuh).
Hasil dari penelitian dengan menggunakan cara skrining ini diperoleh Jembatan Bogem
A, Jembatan Bogem B, dan Jembatan Bogem C ketiganya memperoleh nilai 2 (rusak ringan).
Maka dari itu, jembatan belum diprioritaskan untuk perbaikan sehingga penanganan indikatif yang
tepat adalah dengan pemeliharaan rutin dan berkala. | en_US |