Show simple item record

dc.contributor.advisorSumekar Tanjung, S.Sos., M.A
dc.contributor.authorNanda Miftah Al Faiz
dc.date.accessioned2021-06-24T06:42:56Z
dc.date.available2021-06-24T06:42:56Z
dc.date.issued2020-12-22
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/29594
dc.description.abstractPerkembangan zaman membuat industri perfilman ditanah air juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Film-film di Indonesia yang banyak sekali menampilkan sisi maskulinitas dari pemain film itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sisi, memaknai dan menganalisis maskulinitas yang direpresentasikan jagoan didalam film Sultan Agung dan Wiro Sableng. Penelitian ini dilakukan karena belum banyak penelitian akan sisi maskulinitas terhadap film-film lama yang ada di Indonesia dan diharapkan memberikan pemahaman tentang representasi identitas maskulin terhadap kedua film. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis semiotika model Roland Barthes yang menjabarkan makna tanda denotasi dan konotasi. Peneliti mengaplikasikan model semiotika Barthes terhadap 10 scene pada film Sultan Agung dan 18 scene film Wiro Sableng. Temuan penelitian ini menemukan sisi maskulinitas dari film Sultan Agung yang ditunjukkan oleh pemeran utamanya yaitu, pemimpin, kuat/tangguh, pemberani, kebapakan, berpengaruh penting/dianggap penting, amarah dan tegas. Sisi maskulinitas yang ditunjukan oleh pemeran utamanya yaitu, sosok pemimpin yang sangat penting keberadaanya, sosok yang tidak takut siapapun lawannya dan juga menjadi pelindung akan rakyatnya. Sisi maskulinitas didalam film Wiro Sableng yang ditunjukkan oleh pemeran utamanya seperti, gagah, pemberani, pemimpin, kuat/tanggu, berpengaruh penting dan amarah. Maskulinitas yang ditunjukkan oleh pemeran utamnya yaitu memilikirasa kepercayaan diri yang sangat tinggi, tidak ingin kalah, sosok yang menjadi pelindung dari teman-temannya. Ini menyiratkan bahwa maskulinitas pada film Sultan Agung dan Wiro Sableng secara denotasi, sisi maskulinitas terepresentasi melalui cerita yang diambil dalam potongan-potongan scene dari film Sultan Agung dan Wiro Sableng. Secara konotasi, sisi maskulinitas terepresentasi melalui wajah mimik, tatapan mata dan gesture tubuh. Untuk sisi maskulinitas yang paling kuat diantara kedua film tersebut adalah film Sultan Agung dikarenakan film tersebut sangat kuat dengan konsep maskulinitas Beynon didalam buku Masculinities and Culture Beynon. Film Sultan Agung menunjukan bahwa film tersebut masuk dalam kelompok maskulinitas sebelum tahun 1980, dikarenakan Sultan Agung yang memimpin banyak orang serta memimpin keraton, dan itu merupakan tanggung jawab yang sangat besar.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectfilm,en_US
dc.subjectSultan Agung,en_US
dc.subjectWiro Sableng,en_US
dc.subjectsemiotika,en_US
dc.subjectmaskulinitasen_US
dc.titleRepresentasi Maskulinitas Jagoan Dalam Film Indonesia (Analisis Semiotika Terhadap 2 Film Indonesia : Wiro Sableng Dan Sultan Agung)en_US
dc.Identifier.NIM16321176


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record