Studi Perbandingan Perencanaan Lentur antara Metode Analisa Komponen dan Metode Asphalt Institute (Studi Kasus Ruas Jalan Pandean-Playen, Kabupaten Bantul-Kabupaten Gunung Kidul)
Abstract
Pada saat mi banvak metode yang digimakan untuk perencanaan
perkerasan jalan. Di Indonesia metode perencanaan tebaiperkerasan lenturjalan
ram vang 'digunakan adalah metode Analisa Komponen, yang bersumber dan
metode 4ASIJ7V 1972 dan ditnodifikasi sesuai dengan kondtsijalan di Indonesia.
Dalam perencanaan tehal lapisan perkerasan lentur secara manual pada metode
mi menv&makan nomogram yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan
ffrmm Direktarat Jenderai Bma Marga. Soma hainya metode Asphalt Institute
dan Amerika dengan buku pedoman "Asphalt Institute Ihickness Design
mamiar edisi Manual Series-! iahun 1991, yang merupakan revm dan semhilan
edisi sebelumnya, yang juga menggunakan nomogram dalam desam tehal
perkerasannva. ,
Oleh karena itu perlu dianalms apakah perkembangan metode
perencanaan Asphalt Institute 1991 akan memberikan pengaruh terhadap
perencanaan perkerascm jalan di Indonesia, yaitu membandmgkan metode
tersebut dengan metode vang sejauh ini telah digimakan di Indonesia yaitu
metode Analisa Komponen. Dan hasil perbandingan tersebut apakah metode
Asphalt Institute 1991 dapat digimakan di Indonesia dan memberikan hast! yang
positifhagiperencanaan jalan di Indonesia.
Dengan menggunakan spesifikasi kekuatan hahan material yang soma
dengan perencanaan awal yang telah diperoleh dan Bma Marga, pada
perencanaan idang tehal perkerasan lentur yang dianalms dengan kedua metode
tersebut diperoleh hasil vang berbeda, walaupun tidak menunjukkan perbedaan
vang mngat mencolok dan keduanya, Pada metode Analisa Komponen
'memberikan ketebalan pada lapis permukaan 9,25 cm, pandas, atas /:> cm dan
pondasi bawoh 15 cm. sedangkan metode Asphalt Institute 1991 memberikan
ketebalan pada lapis permukaan JO cm, pondasi atas 15 an dan pondasi bawoh
75 cm Pada perencanaan awal yang diperoleh dari Bina Marga dUaporkan
bahwa ftastl vang diperoleh untuk tehal perkerasannya adalah untuk lapis
permukaan 9cm, lapis pondasi atas 15 cm, dan lapis pondasi bawoh 30 cm. Hal
tersebut menunjukkan perbedaan tebalperkerasan antara perencanaan awal dan
perencanaan ukmg cukup banyak
Collections
- Civil Engineering [4192]