Study Kelayakan Finansial Usaha Air Minum Isi Ulang Study Kasus Depot Air Minum Isi Ulang Heigy Drink di Yogyakarta
Abstract
Usaha air minum isi ulang merupakan salah satu usaha yang berusaha
menyediakan kebutuhan akan air minum ini, yaitu dengan menyediakan air bersih
siap minum yang sudah mengalami proses sterilisasi dengan alat yang
menggunakan media sinar ultra violet. Terlepas dari pro dan kontra masalah
kesehalan tentang air minum isi ulang ini, ternyata bisnis ini tumbuh dan
berkembang dengan cepat hampir di semua kota besar di Indonesia, tidak
terkecuali di Yogyakarta.
Fenomena yang ada ini tentu saja perlu dicermati, apakah memang hal ini
sebuah trend ataukah budaya untuk mengekor kesuksesan orang lain. Sudah
menjadi kebiasaan, apabila ada suatu bisnis baru orang akan cenderung ikut
mendirikannya tanpa memandang aspek-aspek tentang kelayakan investasi ini.
Memang sekilas bisnis ini menguntungkan, bayangkan saja dengan kurang lebih
Rp. 800,00 untuk biaya pembelian air dan barang-barang pelengkap lainnya akan
bisa dijual kembali dengan harga 3 sampai 4 kali lipatnya. Depot air minum isi
ulang Heigy Drink mendapat kesempatan untuk study kelayakan investasi usaha
air minum isi ulang ini, hal itu salah satunya karena belum adanya study
kelayakan terhadap investasi ini sebelumnya.
Alat analisis yang digunakan adalah sama dengan study kelayakan yang telah
ada sebelumnya yaitu menggunakan Metode Payback Period, Net Present Value
(NPV), Profitability index, dan Internal Rate of Return. Adapun yang
membedakan dengan penelitian yang telah ada sebelumnya adalah analisisa
sensitivitas yang lebih mendalam untuk mengetahui pengaruh komponen-komponen
yang ada baik itu pemasukan dan juga pengeluaran terhadap
keuntungan, investasi dan juga rate ofreturn.
Hasil yang ada memang ternyata membuktikan bahwa sebetulnya investasi
dalam usaha air minum isi ulang tidaklah menguntungkan dan layak untuk
diteruskan, hal itu disebabkan tingkat rate of return yang ternyata lebih rendah
dari tingkat bunga bebas risiko yaitu deposito berjangka 12 bulan, sehingga untuk
apa gunanya investasi dengan menanggung banyak risiko kalau ada cara lebih
aman menyimpan dana dalam deposito yang tentunya bebas risiko?.
Collections
- Management [4527]