Loyalitas Merek pada Produk Sabun Mandi (Studi pada Mahasiswi yang Berdomisili di Condong Catur Kec. Depok, Kab. Sleman, Yogyakarta)
Date
2005Metadata
Show full item recordAbstract
Banyaknya merek sabun mandi yang beredar dipasar mengakibatkan
persaingan yang ketat dalam pasar sabun mandi. Ketatnya persaingan dapat dilihat
dari promosi yang dilakukan oleh masing-masing produsen sabun mandi, baik
melalui media elektronik maupun media cetak. Selanjutnya perilaku dan selera
konsumenlah yang akan menseleksi apakah menerima produk tersebut atau
menolaknya. Berdasar latar belakang tersebut penulis mencoba menyajikannya
dalam sebuah penelitian dengan judul LOYALITAS MEREK PADA PRODUK
SABUN MANDI ( studi pada mahasiswi yang berdomisili di Desa Condong
Catur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, D I Yogyakarta). Rumusan
masalahnya adalah: pada merek apa konsumen loyal terhadap produk sabun
mandi?, sebagian besar mahasiswi di Condong Catur loyal pada sabun mandi
merek apa? dan telah berapa lama loyal pada merek sabun mandi pilihannya?,
bagaimana konsistensi pembelian merek serupa di masa lalu dan bagaimana
rencana pembelian di masa depan?, adakah kesamaan alasan konsumen untuk
loyal pada merek dengan alasan loyal pada merek yang dikemukakan oleh
(Assael, Henry. 1995) dalam Consumer Behavior and Marketing Action ?, serta
kesamaan pandangan antara keuntungan yang bisa dinikmati dan kerugian yang
diderita konsumen apabila loyal terhadap merek dengan teori yang dikemukakan
oleh (Assael, Henry. 1995), (Wells, William D. and David Prensky. 1996), serta
(Lai, Kay Ka-Yuk and Judith Lynne Zaichkowsky. 1999) dan hubungan antara
usia serta pengeluaran bulanan responden dengan pembelian merek di masa lalu
dan masa depan. Data dianalisis dengan analisis kuantitatif terutama chi square
dan deskriptif. Hasil penelitiannya adalah: konsumen mahasiswi di Condong
Catur loyal pada 14 merek sabun mandi, sebagian besar (25 %) loyal pada merek
Lux, sebagian besar (51,1 %) konsumen loyal pada merek antara 1-5 tahun,
sebagian besar (75,0 %) konsumen mahasiswi tidak pernah mencoba merek lain
pada pembelian di masa lalu dan akan tetap membeli merek serupa pada
pembelian di masa depan (93,1 %), terdapat kesamaan pandangan mengenai
alasan loyal pada merek (terutama "kepuasan yang didapat serta komitmen yang
kuat terhadap merek") antara konsumen mahasiswi di Condong Catur dengan
Henrry Assael, terdapat kesamaan pandangan mengenai keuntungan loyal
terhadap merek (terutama "mengurangi atau menghindari resiko") antara
mahasiswi di Condong Catur dengan henrry Assael serta Wells dan Prensky,
terdapat 5 kasus dimana responden tidak merasakan kerugian loyal terhadap
merek. Kesamaan terbesar mengenai kerugian loyal terhadap merek adalah "Tetap
membeli merek yang sama, meski harga naik atau kualitas produk menurun",
terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan pengeluaran bulanan responden
dengan pembelian merek di masa lalu dan masa depan. Semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi peneliti lain, produsen merek, maupun bagi penulis sendiri.
Kata kunci: Loyalitas merek, Loyalitas konsumen atau pelanggan.
Collections
- Management [4524]