Show simple item record

dc.contributor.advisorDr.-Ing Putu Ayu P. Agustiananda.,S.T.,M.A.
dc.contributor.authorHabibah Astrid Larasati Mergwar, 15512200
dc.date.accessioned2020-05-09T20:12:25Z
dc.date.available2020-05-09T20:12:25Z
dc.date.issued2020-01-15
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/20424
dc.description.abstractIdentitas budaya Yogyakarta tidak lepas dari dari kotagede. Kotagede adalah salah satu Kawasan di Yogyakarta yang memiliki identitas kuat dari segi sejarahnya dimana Kawasan ini pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Mataram (islam) pada abad ke 16. Kotagede yang menjadi rantai perkembangan sejarah kota Yogykarta bahkan Jawa Tengah harus dijaga agar tidak terputus. Di Kotagede bahkan Yogyakarta belum pernah ada Museum Sejarah yang menceritakan Kotagede sebagai salahsatu tonggak perkembangan kota Yogyakarta sampai saat ini. Disinilah urgensi dari pendirian Museum Sejarah Kesultanan Mataram Islam Kotagede ini dibutuhkan untuk menyampaikan keluhuran nilai sejarah dan budaya dalam pembangunan perkembangan kota yogyakarta. Salah satu bentuk pelestarian sejarah dan budaya dapat dilakukan dengan mencoba mengangkat rekam jejak, bagaimana seni-budaya yang dulu dibangun dan dikembangkan, hingga sejarah sebagaimana pada kotagede bagaimana awal masuknya islam dan pendirian hingga perkembangan kerajaan mataram islam ini dapat dijadikan sebagai alternative pelestarian. Perancangan museum ini khususnya menekankan pentingnya mencocokkan bangunan dengan lingkungannya (kontekstual) berupaya menjadi visi baru untuk merancang bangunan penting di tempat tempat sesitif seperti merancang museum dalam konteks sejarah. Dengan demikian strategi ideal untuk mendesain museum dalam konteks sejarah yang dapat mendukung visi tersebut adalah dengan disediakannya museum sejarah mataram islam dengan pendekatan Neo Vernakular di Kotagede Yogyakarta yang dapat menjadi penguat ciri khas bangunan untuk dapat meningkatkan identitas local, citra (image) kawasan dan karakter tempat (sense of place) Kotagede. Sebagai dasar rancangan, dipilih Arsitektur Neo Vernakular yang di dalam arsitektur memiliki konsep menerapkan elemen arsitektur yang sudah ada baik berupa bentuk fisik (tangible) yang berkaitan dengan tata rupa, tata masa, tata ruang, konstruksi dan bentuk non fisik (intangible) yang berkaitan dengan kepercayaan, tradisi, budaya, konsep dan filosofi yang diperbaharui menjadi suatu karya yang baru, lebih modern tanpa menghilangkan lokalitas setempat. Neo Vernacular Architecture in Modern Era, menciptakan unsur komunikatif yang bersikap lokal atau populer, Membangkitkan kembali kenangan historic, Berkonteks urban, Menerapkan kembali teknik ornamentasi, Bersifat representasional. Arsitektur Neo Vernakular digunakan karena tujuan utama dibangunnya Museum Mataram Islam Kotagede ini sebagai penguat citra kawasan. Bagaimana rancangan museum yang mampu menampilkan keserasian antara perpaduan arsitektur Khas Kotagede yang dikembangkan dengan konsep tema akulturasi budaya yang diambil pemaknaannya dan penggunaan ornamentasi yang representaif dari (Perpaduan Arsitektur Monumen Kerajaan Mataram Islam, Indische, dan Rumah Jawa (Joglo). Dapat beradaptasi dengan trend museum modern masa kini yang interaktif untuk menciptakan pengalaman ruang tertentu bagi pengunjung.sehingga dapat membranding dirinya sendiri. Sehingga menghadirkan jiwa kotagede dalam tubuh yang lebih modern (masa kini).en_US
dc.publisheruniversitas islam indonesiaen_US
dc.subjectMuseum Sejarahen_US
dc.subjectArsitektur Neovernakularen_US
dc.subjectPelestarian Sejarah Kesultanan Mataram Islamen_US
dc.titlePERANCANGAN MUSEUM SEJARAH KESULTANAN MATARAM ISLAM DI KOTA GEDE YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULARen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record