Pengaruh Penggunaan Serat Serabut Kelapa Sebagai Bahan Pengganti Serat Selulosa Pada Campuran SMA (Sput Mastic Asphalt)
Abstract
Di Indonesia yang umumnya pembangunan atau peningkatan jalan
banyak menggunakan aspal minyak dengan penetrasi 60/70 sebagai bahan
pengikat, masih dijumpai kelemahan - kelemahan berupa kerusakan -
kerusakan dini pada permukaan jalan setelah beberapa waktu dilalui oleh lalu
lintas sehingga jalan tersebut tidak mencapai umur rencana.
Teknologi SMA sebagai lapis permukaan dinilai oleh para ahli banyak
kelebihan seperti tahan terhadap oksidasi, tahan terhadap deformasi pada suhu
tinggi, cukup fleksibel, aman dan mampu melayani lalu lintas berat.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan serat serabut kelapa
sebagai bahan pengganti serat selulosa pada campuran SMA dengan gradasi
0/11. Perilaku campuran SMA tersebut diukur dari nilai Density, VITM,
VFWA, Stabilitas dan Marshall Quotient.
Dari hasil uji di laboratorium pada campuran SMA dan serat serabut
kelapa 0,3% dengan gradasi tengah 0/11 dengan kadar aspal 5,5%, 6,0%,
65%, 7,0%, 7,5% didapat nilai stabilitas maksimum 1598,82 kg, nilai VITM
maksimum 7,76825, nilai Flow maksimum 3,98 mm, nilai VFWA maksimum
88,65 %, nilai MQ maksimum 511,03 kg/mm dan nilai Density maksimum
2,43gr/cm3
Hasil evaluasi campuran SMA dengan serat serabut kelapa/serat
selulosa 0,3% dengan kadar aspal 5,5%, 6,0%, 65%, 7,0%, 7,5% didapat
kadar optimum masing-masing yaitu 6,58% dan 6,87%.
Dari hasil evaluasi campuran SMA dengan serat serabut kelapa/serat
selulosa 0,3% dengan kadar aspal 5,5%, 6,0%, 6,5%, 7,0%, 7,5% dapat
digunakan sebagai bahan tambah.
Collections
- Civil Engineering [4194]