MEDIATISASI DAN BURUH WISATAWAN DI TEBING BREKSI YOGYAKARTA
Abstract
Tebing Breksi sebelumnya merupakan tempat penambangan batu alam. Pada tahun 2014
kawasan ini dijadikan tempat penelitian oleh Tim Geologi UPN bersamaan dengan
pemerintah provinsi DIY dalam hal ini Dinas Pariwisata. Dalam penelitian ini ditemukan
hasil bahwa batuan yang berada di kawasan tersebut mengandung breksi tuf. Temuan ini
kemudian didorong untuk penetapan kawasan tersebut sebagai warisan Geologis
(geoheritage). Keputusan ini disampaikan melalui surat keputusan Kepala Badan Geologi
RI. Setelah menjadi kawasan geoheritage, praktis warga sekitar tebing tidak dapat lagi
menggantungkan mata pencariannya sebagai petani tadah hujan dan penambang batu.
Setelah menjadi kawasan geoheritage, Pada bulan Mei 2015 Tebing Breksi diresmikan oleh
Gubernur DIY sebagai objek wisata.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana wisata Tebing Breksi dibentuk oleh
media dan melihat bagaimana mediatisasi yang terjadi pada wisata Tebing Breksi. Sehingga
mediasi tersebut mempengaruhi audiens (wisatawan) berkegiatan selama berwisata, selain
itu peneliti ingin membuktikan bahwa wisatawan yang berwisata ke Tebing Breksi
merupakan kegiatan berwisata yang tidak alamiah karena telah termediasi dan juga
mengkritik wisata foto yang mengharuskan wisatawan menjadi buruh promosi.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian akan menjawab pertanyaan: Bagaimana
terbentuknya ruang wisata Tebing Breksi dan pengaruh media di dalamnya? Bagaimana
ediatisasi terjadi dalam ruang wisata Tebing Breksi? Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan paradigm kritis. Peneliti memperoleh data
melalui observasi dengan mendatangi langsung wisata Tebing Breksi, wawancara, studi
literatur mengenai penelitian terkait wisata Tebing Breksi, komodifikasi dan literatur
lainnya.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa wisata Tebing Breksi di mediasi dapat
dilihat dalam beberapa temuan seperti instagram, artikel, koran, kalender pemerintah daerah,
brosur, peta wisata dan sampul buku profil. Setiap mediasi yang digunakan memiliki
penempatan terhadap objek dan subjek. Kegiatan pariwisata yang dikonsumsi secara
bersamaan yang diproduksi oleh audience (Wisatawan) menjadikan mereka sebagai suatu
bentu komoditas yang selama berada ditempat wisata. Menurut peneliti, proses ini dilakukan
sebagai upaya kapitalis dalam menciptakan audience sebagai buruh ditempat wisata melihat
pariwisata adalah bagian dari industri bisnis yang tentu saja menginginkan keuntungan
ekonomi untuk masyarakat meskipun terdapat peran pemerintah didalam.
Collections
- Communication [958]