| dc.description.abstract | Seiring berjalannya waktu kebutuhan akan salah satu prasarana transportasi yaitu jalan akan semakin dibutuhkan mengingat jalan mempunyai peran penting bagi pembangunan nasional. Ruas jalan Tempel-Pakem sering mengalami kerusakan, hal ini dikarenakan beban kendaraan yang berlebih oleh karena itu diperlukan metode yang tepat dalam merencanakan tebal perkerasan. Terdapat banyak metode lain untuk mendesain tebal perkerasan lentur. Berdasarkan hal tersebut, perencanaan tebal perkerasan lentur existing perlu dievalusi dengan metode lain dan parameter pembanding. Tujuan penelitian untuk membandingkan tebal perkerasan existing dengan tebal perkerasan metode Bina Marga 1987 dan AASHTO 1993.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, berupa data lalu lintas, berat kendaraan, kondisi lapangan yang diperoleh dari instansi terkait. Berdasarkan data sekunder selanjutnya dilakukan analisis dan perhitungan dengan metode Bina Marga 1987 dan AASHTO 1993.
Dari hasil analisis dan perhitungan menggunakan lapis perkerasan yang sama pada metode bina marga 1987 dan metode AASHTO 1993 terdapat perbedaan pada hasil nilai struktural number (SN). Pada metode bina marga didapatkan nilai SN sebesar 11,48 lalu pada metode AASHTO 1993 didapatkan nilai SN sebesar 12,57 dan pada kondisi lapangan didapatkan nilai SN sebesar 14,5. Namun dari hasil nilai SN tersebut telah memenuhi persyaratan minimum tebal perkerasan lentur. Perbedaan hasil dari tiap metode disebabkan oleh perbedaan parameter input yang digunakan masing-masing metode. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil yaitu faktor beban sumbu, faktor pertumbuhan, faktor lalu lintas rencana, faktor penyesuaian, faktor kondisi perkerasan awal dan akhir, faktor tanah dasar, faktor penentu tebal perkerasan dan faktor tebal perkerasan rencana. | en_US |
