Show simple item record

dc.contributor.authorGandhi Pramudita, 97311417
dc.date.accessioned2019-09-17T04:09:16Z
dc.date.available2019-09-17T04:09:16Z
dc.date.issued2005-03-14
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/15491
dc.description.abstractKurangnya informasi mengenai perbankan kepada masyarakat menyebabkan terjadinya kepanikan ketika suatu persoalan mengenai perbankan mencuat ke permukaan sehingga ramai dibicarakan orang dan cenderung menimbulkan berbagai gejolak ekonomi yang membawa dampak negatif terhadap dunia perbankan itu sendiri. Kondisi tersebut sempat dialami oleh dunia perbankan kita pada Juli 1997 dengan terjadinya krisis ekonomi yang memicu pula terjadinya krisis perbankan nasional dan menyebabkan jatuhnya beberapa bank. Kepercayaan masyarakat terhadap bank mudah sekali hilang dengan munculnya berbagai isu yang berkembang pada saat itu. Besarnya jumlah kredit macet masih diperparah lagi dengan penarikan dana oleh masyarakat menyebabkan perbankan nasional mengalami kesulitan likuiditas. Upaya untuk memperbaiki kondisi perbankan nasional segera dilakukan oleh pemerintah, sebab jika semuanya dibiarkan mati jelas bukan pilihan tepat. Bank Indonesia telah membuat program rekapitalisasi perbankan nasional dengan memberikan bantuan modal, agar bank mampu memenuhi ketentuan CAR sebesar 4% hingga akhir tahun 2000. Penerimaan yang menurun drastis karena tingginya kredit macet dan biaya yang meningkat akibat negative :-.pread, menyebabkan modal bank makin men1usut bahkan banyak yang negatif Selain permodalan, kepercayaan masyarakat merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu eksistensi bank, karenanya penerapan prinsip kehati-hatian atau pntdential banking dengan selalu menjaga kondisi likuiditas, haruslah menjadi dasar dalam pengelolaan operasi bank. Penelitian ini mengenai permodalan dan likuiditas serta hubungan antara keduanya terhadap tingkat keuntungan pada bank umum setelah masa krisis atau setelah mengalami rekapitalisasi oleh pemerintah. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa modal yang negatif dan likuiditas yang buruk telah menjadi permasalahan dunia perbankan akibat krisis pada pertengahan tahun 1997 lalu, dan melalui penelitian ini diharapkan kita mengetahui kondisi modal, likuiditas, dan rentabilitas serta perkembangannya selama lima tahun terakhir untuk mengetahui keseriusan pihak bank maupun pemerintah untuk memperbaiki kondisi perbankan nasional. Tidak semua bank umum menjadi obyek penelitian, tetapi dengan mengambil sampel pada Bank Umum Devisa nasional. Data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini berupa data sekunder yang bersumber dari publikasi melalui dokumen Direktori Perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Sumber untuk mencari publikasi dokumen tersebut adalah perpustakaan Bank Indonesia. Untuk menganalisa data digunakan rasio-rasio keuangan seperti CAR, LOR, Cash Ratio, ROA ,ROE, dan Marjin Laba Bersih, serta metode statistik regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank umum telah memiliki kepatuhan terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan menerapkan pntdential bm1ki11g, seperti likuiditas berada diatas Legal Resen1es Requirement sebesar 3%, maupun ketentuan CAR minimal 8%. Laba usaha juga memperlihatkan perkembangan yang berkelanjutan selama lima tahun terakhir. Berdasarkan uji statistik regresi ganda temyata faktor permodalan berpengaruh positif terhadap perolehan laba, dan likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat keuntungan bank umum pada periode Desember I 999 hingga Desember 2003.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPengaruh Tingkat Likuiditasen_US
dc.subjectRasio Kecukupan Modal Minimumen_US
dc.subjectTingkat Profitabilitasen_US
dc.subjectBank Umum Nasional di Indonesiaen_US
dc.titlePengaruh Tingkat Likuiditas dan Rasio Kecukupan Modal Minimum terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Nasional di Indonesiaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record