Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Splits ) terhadap Abnormal Return dan Likuiditas Perdagangan Saham
Abstract
Pemecahan saham (stock splits) merupakan fenomena yang
membingungkan. Distribusi saham akibat adanya pemecahan saham hanya
mempengaruhi perusahaan secara "kosmetik", tanpa meningkatkan kemakmuran
bagi investor. Dua teori utama yang menjadi motivasi pemecahan saham adalah
signaling hipotesis dan liquidity hipotesis. Menurut signaling hipotesis,
pemecahan saham memberikan sinyal kepada investor mengenai prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Liquidity hipotesis menjelaskan keinginan
manajer untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari bukti apakah pemecahan saham yang terjadi pada tahun
2000 sampai 2001 mengakibatkan perubahan abnormal retun sebelum dan
sesudah pemecahan diri apakah terjadi perubahan likuiditas sebelum dan sesudah
pemecahan, sesuai dengan kedua teori motivasi lersebut pada perusahaan yang
melakukan pemecahan saham tetapi tidak melakukan pengumuman lain.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
didapat dan Capital Market Electric Document Services (CMEDS) di Pusat
Referensi Pasar Modal BEJ, Indonesian Capital Market Directory (1CMD) JSX
had Rook, Laporan Keuangan Perusahaan, jurnal pasar modal serta referensi lain
yang berkaitan dengan penelitian ini, yang meliputi data perusahaan yang
melakukan pemecahan saham, tanggal pemecahan saham, harga saham mingguan
IHSG jumlah lembar saham yang beredar dan yang ditransaksikan selama event
period.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 sampel perusahaan
dengan menggunakan tingkat signifikasi sebesar 5%, diperoleh bahwa tidak ada
perubahan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah
pemecahan saham. Begitu juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara
likuiditas perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham.
Collections
- Management [4527]